Minggu, 15 Januari 2012

Wisata Terpukau Peradaban Besar di Tepian Sungai Nil


Di ujung Utara benua Afrika lebih kurang 5.000 tahun lalu muncul peradaban besar dari suatu bangsa. Mereka mengembangkan kebudayaan luar biasa, membangun kuil-kuil dan makam-makam yang tidak ada duanya di dunia. Bangsa tersebut menamai negeri ini “Kemet” berarti tanah hitam, sementara orang Yunani menyebutnya Egypt, sedangkan orang Arab memberi nama Al Misr atau Mesir.

Adalah sungai besar bernama Nil yang menyebabkan semua itu dapat terjadi. Mengalir dari jantung Afrika sepanjang 6.680 km, sungai ini, membelah daratan Mesir. Pasang surut sungai Nil meninggalkan endapan tanah berwarna hitam yang sangat subur, menciptakan sabuk hijau tanaman, kontras dengan gurun pasir di sekelilingnya. Anugerah ini dimanfaatkan oleh bangsa Mesir Kuno untuk mengembangkan pertanian dan menghasilkan panen melimpah. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di sepanjang lembah Sungai Nil, maka berkembang suatu tatanan sosial untuk mengatur sistem pertanian sekaligus kehidupan mereka. Tatanan ini lambat laun berkembang menjadi kerajaan Mesir Kuno dengan dipimpin oleh raja yang disebut “pharaoh”. Catatan sejarah dan temuan artefak menunjukkan bahwa kerajaan Mesir Kuno telah berkembang sejak 3.100 tahun Sebelum Masehi. Selama sekitar 3.700 tahun lamanya, bangsa ini mengembangkan budaya dan kepercayaan tersendiri, menciptakan sistem tulisan hieroglif serta membangun kota, kuil, monumen dan makam menakjubkan. Kerajaan besar dan kaya tentu akan mengundang bangsa-bangsa lain untuk datang sebagai sahabat atau sebaliknya mudah berusaha merebutnya. Hal ini terjadi di sini. Kerajaan Mesir mengalami berbagai serbuan dari bangsa tua lainnya seperti Persia, Yunani, Romawi, dan Arab. Kerajaan ini akhirnya benar-benar runtuh setelah serbuan bangsa Arab pada tahun 640 M.

Mesir mudah dijangkau dari mana pun melalui berbagai penerbangan dari Eropa, Asia dan Amerika menuju Kairo, yang merupakan salah satu daerah tujuan wisata terpopuler di dunia. Begitu memasuki Mesir maka bersiaplah dengan ketidaknyamanan. Para calo dan “pengganggu” akan menghadang di bandara dan lokasi wisata, menawarkan berbagai jasa mulai dari taksi, hotel, restoran, kegiatan tur atau menawarkan cenderamata, dan ujung-ujungnya akan meminta uang tip. Mereka sangat gigih, cenderung memaksa dan biasanya akan berakhir dengan kekesalan atau kemarahan kita. Harga yang ditawarkan juga menjadi masalah, karena bisa sampai 4-5 kali lipat dari harga yang wajar. Berwisata ke Mesir bisa menjadi sangat menguras kantung atau dapat menjadi amat murah bergantung pada cara kita mengatasi masalah ini. Oleh karena itu sebaiknya sebelum melancong ke negara ini, pelajarilah dari buku panduan wisata atau carilah lewat internet tentang ulah para pengganggu ini, bagaimana cara menghindarinya dan mengatasi masalah harga.

Sekalipun banyak ketidaknyamanan, wisatawan dunia tetap datang karena daya tarik peninggalan bangsa Mesir Kuno terlalu besar. Untuk melihat hal-hal yang menarik di sini bisa dimulai dari Saqqara, sejauh 24 km selatan Kairo. Di sini dapat dilihat salah satu makam pharaoh tertua, Zoser, berbentuk piramid berundak setinggi 60 m. Namun utamanya tentu adalah mengunjungi dataran Giza, tak jauh dari Kairo. Keanggunan tiga piramid raksasa, Khufu,Khafre dan Menkaure yang dijaga oleh makhluk besar berbadan singa, Sphinx, menghapus semua kekesalan akibat kesemrawutan dan kemacetan parah di jalan serta kekasaran para pengganggu. Jangan lupa untuk mengunjungi Egyptian Museum di Kairo. Di sini kita akan kehilangan kata-kata untuk menggambarkan betapa hebatnya peninggalan Mesir Kuno seperti patung-patung raksasa, peti mati besar atau berlapis emas, topeng emas Tutankamun, dan tentu mumi-mumi yang masih utuh baik dari kalangan pharaoh maupun orang biasa.

Luxor adalah tempat menarik berikutnya, dapat ditempuh dengan naik kereta selama 10 jam. Kota di tepi sungai Nil ini di masa lalu dikenal dengan nama Thebes, merupakan ibu kota kerajaan pada 3.500-3.000 tahun lalu. Tidak mengherankan banyak sekali peninggalan kuil-kuil indah seperti Luxor, Hatshepsut, Medinat Habu, atau Seti I, tetapi dari semuanya tidak ada yang mengalahkan Kuil Amun-Re di Karnak. Menempati areal seluas 2 km2 dan dibangun, diperluas serta didekorasi hampir selama 1.500 tahun oleh para pharaoh, menjadikannya sebagai kuil terbesar dan paling menakjubkan di dunia. Selain itu di Luxor dapat dijumpai kompleks pemakaman para raja dan ratu, yaitu Valley of the Kings dan Valley of the Queens. Makam

mereka terletak jauh di dalam perut bumi, dibuat dengan cara menggali terowongan. Di sepanjang terowongan ditemukan berbagai ruang sebelum akhirnya mencapai ruang besar di tempat paling ujung, ruangan peti mati pharaoh ditempatkan. Dinding sepanjang terowongan di hias dengan lukisan sangat indah, menceritakan kisah perjalanan pharaoh menuju alam baka.

Tanah bangsa Nubia, dengan kulit mereka yang lebih hitam, merupakan batas paling Selatan kerajaan Mesir Kuno, terletak di dekat perbatasan Sudan. Untuk mengunjungi tempat ini kita harus ke kota Aswan, dengan tiga jam naik kereta api dari Luxor, atau jika ingin cara lain yang lebih menarik adalah dengan naik kapal cruise menyusuri Sungai Nil. Aswan dikenal sebagai tempat indah untuk melihat matahari terbenam. Karena itu jangan lewatkan untuk menikmatinya dengan menggunakan perahu layar kecil yang disebut felucca. Terdapat beberapa kuil indah di sini. Namun, tujuan wisatawan datang ke Aswan adalah untuk melihat kuil Ramses II. Diperlukan 4 jam perjalanan dengan mobil atau bus menuju Abu Simbel, untuk menjumpai kuil luar biasa ini. Kuil ini “dijaga” oleh empat patung raksasa Ramses II, satu telah hancur, setinggi 20 meter, dalam posisi duduk penuh wibawa dan tatapan jauh ke depan.

Pada akhirnya mengunjungi sisa peradaban besar Mesir Kuno ini akan jauh lebih berkesan jika kita mempelajarinya sebelumnya. Saat melihat benda sesungguhnya dari apa yang selama ini dibaca dan diketahui tentang Mesir Kuno, maka kita akan memandangnya dengan rasa tidak percaya dan penuh kekaguman, serta memunculkan sebersit pertanyaan tentang siapakah sesungguhnya bangsa Mesir Kuno ini.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...