Di Jerman, nama Einstein pernah terdaftar dalam list target pembunuhan,
kepalanya dihargai $ 5.000. Ia lalu berhijrah ke Amerika Serikat ketika
Adolf Hitler
berkuasa pada tahun 1933 dan tidak kembali lagi ke Jerman. Ia menetap
di AS dan menjadi warga negara pada tahun 1940. Pada malam Perang Dunia
II, ia membantu mengingatkan Presiden Franklin D. Roosevelt bahwa Jerman
mungkin akan mengembangkan senjata atom, dan merekomendasikan agar
Amerika Serikat memulai penelitian serupa, hal ini akhirnya menyebabkan
apa yang akan menjadi Proyek Manhattan. Dalam film ini tidak dipaparkan
mengenai filsafat Einstein berikut pemikirannya. Film ini lebih
cenderung menyoroti ‘buah karya’ Einstein itu sendiri yaitu bom atom,
oleh karenanya Sebastian selaku biang-kerok perang dalam film ini
menyatakan,
“We are the children of the Atom… What will kill the humans, will only make us stronger.”
(Kita adalah anak-anak Atom… Apa yang dapat membunuh manusia, hanya akan membuat kita lebih kuat).
Albert Einstein memang tidak secara langsung berpartisipasi dalam
penemuan bom atom, namun dengan teori relativitasnya itu, ia turut
berperan dalam memfasilitasi perkembangannya. Hingga pada tahun 1954
–setahun sebelum ia meninggal dunia– Einstein berujar kepada teman
lamanya Linus Pauling bahwa ia seolah merasa berdosa ketika mengusulkan
AS untuk membuat bom atom. Ia berkata,
“I made one great mistake in
my life when I signed the letter to President Roosevelt recommending
that atom bombs be made. But there was some justification, the danger
that the Germans would make them…” (Aku pernah melakukan kesalahan
besar dalam hidupku, yaitu saat kutulis surat kepada presiden Roosevelt
merekomendasikan pembuatan bom atom. Hanya saja ada beberapa pembenaran,
yaitu bahaya –yang mengancam– jika Jerman yang akan membuatnya…).
Senjata nuklir merupakan sebuah senjata pemusnah massal yang paling efektif sekaligus instant dalam
men-’delete’
sebuah komunitas kehidupan. Dalam sejarah, hanya Amerika satu-satunya
negara yang pernah menggunakan bom ini dalam peperangan. Dalam sejarah
pula, hanya Amerika makhluk tunggal yang pernah memakai senjata nuklir
untuk pembunuhan manusia secara massif. Pertama pada tanggal 6 Agustus
1945 –menjelang akhir Perang Dunia-II– saat Amerika menggunakan bom
bernama ‘Little Boy’ untuk meledakkan kota Hiroshima. Dan yang kedua,
pada tanggal 9 Agustus 1945 saat Amerika menggunakan bom bernama ‘Fat
Man’ untuk melumatkan kota Nagasaki. Walaupun lantaran musibah tersebut
dapat mengusir penjajah sipit dari bumi Nusantara, serta membawa
maslahat bagi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, namun
kejahatan Amerika sampai kapan pun tetap saja tak manusiawi.
Dalam film X-Men kali ini, provokasi untuk melangsungkan Perang Dunia
ke-III digembor-gemborkan dengan lantangnya. Sebastian di sini
mengambil peran dalam mengadu domba antara Rusia dan Amerikaagar terjadi
perang nuklir antar mereka (Konflik Crimea). Sebastian memainkan
cover both sides dari kedua belah pihak dan berhasil memaksa kolonel
Hendry –salah seorang jajaran militer AS– untuk menyetujui proposal
peletakan rudal ‘Jupiter’ milik AS di Turki. Selain itu, Sebastian juga
mampu mengintimidasi kebijakan militer Rusia untuk menempatkan nuklir
mereka di Cuba, karena kawasan tersebut strategis dan dekat dengan
Florida. Semua itu ia lakukan untuk membumi-hanguskan ras manusia hingga
generasi Mutant dapat menjadi penguasa.
Namun yang perlu digarisbawahi adalah;
bahwa perang menurut sebagian
orang memang sengaja diciptakan untuk dijadikan semacam ‘ritual’ guna
memenuhi ambisi mereka. Di antara sekian banyak ambisi pencipta perang
adalah mengeliminasi manusia-manusia terbelakang dari dunia dan
menjadikan bumi ini hanya untuk golongan manusia kelas unggul. Kalaupun
ada manusia kelas rendah yang masih bertahan, mereka hanya akan
diperbudak dan hidup dalam lingkaran penjajahan. Pada perkembangan
selanjutnya, upaya seperti ini lebih dikenal dengan nama “Depopulation
Program” atau proyek penekanan dan pengurangan populasi penduduk dunia.
Depopulation Program memiliki sub-varian yang bermacam-macam; mulai dari
program Keluarga Berencana yang sengaja dicanangkan untuk membatasi
jumlah kelahiran, ada juga yang melewati peracunan sistemik yang
bertahap dengan memasukkan zat-zat berbahaya semacam Aspartame dan MSG
(vetsin) ke dalam makanan, atau dengan menciptakan virus-virus bid’ah
yang mematikan semacam HIV, Flu Babi (Influenza A sub-tipe H1N1, H1N2,
H3N1, H3N2, H2N3) dan juga Flu Burung (sub-tipe H5, H7, H5N1, H5N2,
H7N3). Penyebaran virus semacam ini pun dapat dengan mudah bersembunyi
di balik kedok imunisasi, vaksinasi hingga dengan cara yang
terang-terangan seperti Chemtrails.
Anehnya, virus mematikan seperti ini hanya menjangkit
negara-negara berkembang saja. Flu Burung misalkan, hingga 6 Juni 2007
WHO mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 angka kematian. Dan korban
paling banyak berasal dari Indonesia, Vietnam, Mesir dan Thailand.
|
Namun di antara sekian banyak derivat Depopulation Program, cara
yang paling ampuh, cepat dan efisien adalah dengan menciptakan perang
berdarah. Baik itu perang secara agresi militer semacam War on Terror
maupun perang saudara yang sengaja dipicu dengan motif adu domba. Oleh
karenanya, perang nuklir di sini merupakan tindak-lanjut dari teori
evolusi yang salah satu mekanismenya adalah ‘seleksi alam’. Setelah
tahap ‘seleksi alam’ ini, akan ada sebuah golongan yang dikalahkan,
dibunuh dan ditindas. Namun akan muncul juga golongan yang bangkit,
bertahan hidup dan menjadi penguasa. Itulah maksud ucapan Erik ketika
berkata,
“We’re the next stage of human evolution”
(Kita adalah evolusi tahap lanjut manusia).
Jika merujuk akar sejarah
Depopulation Program, ia
merupakan proyek rahasia yang berangkat dari keyakinan pagan yang ingin
memelihara keselarasan populasi manusia dengan bumi; dengan cara membuat
bumi hanya dihuni oleh setengah miliyar manusia saja. Di puncak bukit
Elbert Country Georgia-AS,
sebuah situs modern setinggi hampir enam meter yang terdiri dari enam
buah batu granit raksasa berbentuk persegi menguatkan asumsi ini.
Pasalnya, terdapat 10 pesan rahasia terukir di atas permukaan setiap
empat batu yang berdiri yang tertulis dalam delapan bahasa berbeda,
yaitu Inggris, Spanyol, Swahili, Hindi, Ibrani, Arab, Cina dan Rusia.
Sedangkan di sisi samping bagian batu paling atas yang terlentang
terdapat tulisan dengan aksara kuno seperti Hieroglyph, Sanskerta,
Babylon dan Yunani.
Situs yang kemudian familiar dengan nama
Georgia Guidestones ini sering disebut juga dengan
Ten Commandments of The New World Order, atau
“Sepuluh Perintah Tata Dunia Baru”.
Tidak lain karena pesan misterius yang terukir dalam batu tersebut
mengandung sepuluh titah –yang jika diringkas dalam bahasa Indonesia– di
antara artinya;
Memelihara jumlah ras manusia di bawah angka 500.000.000
agar bisa memelihara keselarasan dengan alam, berkembang-biak dengan
bijaksana, agar senantiasa kuat dan mengedepankan keragaman, menyatukan
kemanusiaan dalam satu bahasa universal yang baru, dan janganlah menjadi
kangker yang menggerogoti bumi, tinggalkan ruangan untuk alam,
tinggalkan ruangan untuk alam.
Selengkapnya, Sepuluh Titah Tata Dunia Baru –versi bahasa Inggris– yang tertulis di atas batu tersebut berbunyi,
Maintain humanity under 500,000,000 in perpetual balance with nature.
Guide reproduction wisely— improving fitness and diversity.
Unite humanity with a living new language.
Rule passion— faith— tradition— and all things with tempered reason.
Protect people and nations with fair laws and just courts.
Let all nations rule internally resolving external disputes in a world court.
Avoid petty laws and useless officials.
Balance personal rights with social duties.
Prize truth— beauty— love— seeking harmony with the infinite.
Be not a cancer on the earth— Leave room for nature— Leave room for nature.
|
Salah satu pesan yang ingin disampaikan film ini adalah upaya
penekanan jumlah manusia di bawah titik setengah milyar melalui perang
nuklir. Lalu negara mana saja yang kini tengah mengembangkan teknologi
ini? Sejak pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, senjata nuklir telah
diledakkan di lebih dari dua ribu kali untuk tujuan pengujian dan
demonstrasi. Hanya beberapa negara diduga memiliki senjata ini; seperti
Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, Perancis, Republik Rakyat Cina,
India, Pakistan, dan Korea Utara. Selain itu, Israel juga diyakini
secara luas memiliki senjata nuklir meskipun mereka tidak mengakuinya.
Satu negara lagi yaitu Afrika Selatan, telah mengaku memiliki senjata
nuklir, namun proyek tersebut telah dibongkar dan diserahkan kepada
perlindungan internasional.