Minggu, 15 Desember 2013

Mengungkap Misteri manusia raksasa Indonesia Meganthropus Erectus


Fosil manusia raksasa yang berukuran tinggi 2,1 – 3,7 meter telah ditemukan di Sangiran pada tahun 1942 oleh Von Koenigswald.

Meskipun sejaman dengan Homo Erectus lain seperti Homo Soloensis yang mendiami wilayah tepian Bengawan Solo, keberadaannya belum dapat dijelaskan.


Bahkan nama latin spesies ini masih diperdebatkan mau merujuk ke genus mana dalam sistem taksonomi. Peralatan yang digunakan juga berukuran besar.

Meganthropus adalah nama umum yang diberikan kepada “rahang besar” beberapa tengkorak fragmen dari Sangiran, Tengah Jawa .

Nama ilmiah aslinya adalah Meganthropus palaeojavanicus dan sementara itu dianggap tidak sah hingga kini, nama genus ini telah bertahan sebagai julukan informal untuk fosil tersebut.

Pada 2005, taksonomi dan filogeni untuk spesimen ini masih belum pasti, meskipun kebanyakan ahli paleoantropologi mempertimbangkan mereka terkait dengan Homo erectus dalam beberapa cara.

Namun, nama Homo palaeojavanicus dan bahkan palaeojavanicus Australopithecus kadang-kadang digunakan juga, menunjukkan ketidakpastian klasifikasi.

Yang menarik adalah bahwa dulunya ‘orang-orang ini’ dianggap sebagai raksasa, meskipun tidak berdasar.


Setelah penemuan fosil tengkorak di Swartkrans, 1948 (SK48), nama Meganthropus africanus kembali digunakan. Namun, spesimen yang sekarang secara resmi dikenal adalah sebagai Paranthropus robustus dan nama-nama sebelumnya adalah sinonim yang baru.

Beberapa penemuan disertai oleh bukti menggunakan alat mirip dengan Homo erectus. Ini adalah alasan yang sering dikaitkan dengan spesies itu.
Quote:

Ciri-ciri Meganthropus Erectus:


Memiliki tulang pipi yang tebal
Memiliki otot kunyah yang kuat
Memiliki tonjolan kening yang menyolok
Memiliki tonjolan belakang yang tajam
Tidak memiliki dagu
Memiliki perawakan yang tegap
Memakan jenis tumbuhan
Hidup antara 2 sampai 1 juta tahun yang lalu
Badannya tegak
Hidup mengumpulkan makanan
Rahangnya kuat
Fosil yang ditemukan
Jumlah penemuan fosil ini relatif kecil, dan itu adalah kemungkinan bahwa mereka adalah kumpulan paraphyletic. Karenanya, mereka akan dibahas secara rinci dan secara terpisah.

Meganthropus A / Sangiran 6
Ini fragmen rahang yang besar, pertama kali ditemukan pada 1941 oleh Von Koenigswald . Koenigswald ditangkap oleh Jepang dalam Perang Dunia II, tapi berhasil mengirim cast rahang untuk Franz Weidenreich .

Weidenreich menjelaskan dan memberi nama spesimen pada tahun 1945, dan terpana dengan ukurannya.


Kemudian hominid ini adalah hominid yang memiliki rahang terbesar yang dikenal. Rahang itu kira-kira sama tingginya dengan gorila tetapi memiliki bentuk yang berbeda.

Sedangkan antropoid dengan mandibula (rahang) memiliki tinggi yang terbesar di simfisis, yaitu di mana dua rahang bawah bertemu, hal ini tidak terjadi di Sangiran-6, di mana ketinggian terbesar terlihat di sekitar posisi pertama molar (M1).

Weidenreich menganggap ini adalah gigantisme acromegalic, tapi akhirnya tidak menggolongkannya karena tidak memiliki fitur khas seperti dagu yang menonjol berlebihan dan giginya yang kecil dibandingkan dengan ukuran rahang itu sendiri.

Weidenreich tidak pernah membuat perkiraan ukuran langsung dari hominid ini berasal, namun mengatakan itu 2/3 ukuran Gigantopithecus , yang dua kali lebih besar sebagai gorila, yang membuatnya seperti setinggi sekitar 8 kaki (2,44 m) tinggi. Tulang rahangnya digunakan dalam bagian dari rekonstruksi tengkorak Grover Krantz, yang hanya setinggi 8,5 inci (21 cm).

Meganthropus B / Sangiran 8
Ini adalah fragmen rahang lain yang dijelaskan oleh Marks pada tahun 1953. Saat itu ukurannya hampir sama dan bentuknya seperti mandibula asli, tetapi juga kondisinya rusak parah. Temuan terbaru oleh tim Jepang dan Indonesia memperbaiki fosil yang sudah dewasa ini dan menunjukkan spesimen inilebih kecil dari spesimen yang diketahui H. Homo.

Anehnya, spesimen itu memiliki beberapa ciri unik untuk mandibula yang ditemukan pertama dan tidak dikenal di H. Homo. Tidak ada perkiraan ukuran yang belum pasti.


Meganthropus C / Sangiran 33/BK 7905
Ini fragmen mandibula yang ditemukan pada tahun 1979, dan memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan mandibula yang sebelumnya ditemukan. Hubungannya dengan Meganthropus tampaknya menjadi yang paling lemah dari penemuan mandibula.

Meganthropus D
Mandibula ini diakuisisi oleh Sartono pada tahun 1993, dan berkisar antara 1,4 dan 0,9 juta tahun lalu. Bagian ramus rusak parah, tetapi fragmen mandibula relatif terluka, meskipun rincian dari gigi telah hilang.

Hal ini sedikit lebih kecil dari Meganthropus-A dan sangat mirip dalam bentuknya. Sartono, Tyler, dan Krantz sepakat bahwa Meganthropus-A dan D sangat mungkin merepresentasikan dari spesies yang sama.

Meganthropus I / Sangiran 27
Spesimen Tyler ini digambarkan sebagai tengkorak yang hampir lengkap tapi hancur dalam batas ukuran Meganthropus dan di luar batas (diasumsikan) H. Homo. Spesimen ini tidak memiliki jendolan ganda yang hampir bertemu di atas tempurung kepala dan punggung nuchal sangat tebal.

Meganthropus II / Sangiran 31

Ini fragmen tengkorak yang pertama kali dijelaskan oleh Sartono pada tahun 1982. Analisis Tyler sampai pada kesimpulan bahwa itu adalahkisaran normalnya H. Homo. Tempurung kepala lebih dalam, lebih rendah berkubah, dan lebih luas daripada sebelumnya spesimen sebelumnya yang ditemukan. Ia memiliki sagittal crest yang sama atau punggung temporal ganda dengan kapasitas tengkorak sekitar 800-1000cc.

Sejak presentasi pada pertemuan AAPA pada tahun 1993, rekonstruksi Tyler Sangiran 31 telah diterima oleh banyak pihak.

Seperti kebanyakan fosil yang rusak berat, tetapi mengingat kelengkapan tengkorak wajahnya maka kemungkinan kesalahan dalam rekonstruksi sangatlah kecil.

Rekonstruksi Tyler diterima pada Sangiran 31 menunjukkan punggung doubleor ganda. Dalam kedua kasus itu, otot-otot temporalis meluas ke atas parietalis dimana keduanya hampir menyatu. Tidak ada spesimen Homo erectus lainnya yang menunjukkan sifat seperti ini. Rekonstruksi Krantz yang membuat Sangiran 31 Homo habilis adalah raksasa, diragukan.

Meganthropus III

Ini adalah satu lagi fosil dengan hubungan yang renggang untuk Meganthropus. Ini adalah apa yang tampaknya menjadi bagian posterior kranium hominid, fosil berukuran sekitar 10 hingga 7 cm.


Telah dijelaskan oleh Tyler (1996), yang menemukan bahwa sudut oksipital seluruh tempurung kepala harus berada di sekitar 120 °, menurut dia akan keluar dari rentang masa yang dikenal oleh Homo erectus , yang terakhir memiliki lebih banyak oksiput yang miring .

Namun bagaimanapun penafsirannya tentang fragmen tengkorak itu, saat ditanya oleh pihak berwenang lain menjadikannya keraguan, bahwa fragmen itu benar-benar mewakili bagian dari tengkorak yang telah ditafsirkan oleh Tyler. 
 
Sumber  http://forum.viva.co.id/sejarah/1356385-mengungkap-misteri-manusia-raksasa-indonesia-meganthropus-erectus.html

Misteri Harta Karun Terbesar Dunia, Sisa Kerajaan Indonesia





“Bhinneka Tunggal Ika”

“Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan, hana dharma mangrwa.” (pupuh 139, bait 5)

“Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda,
Mereka memang berbeda tapi bagaimanakah bisa dikenali,
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal,
Terpecah belah tapi satu jualah, tiada kerancuan dalam kebenaran.”

Pada masa jayanya dahulu, kepulauan Nusantara terdiri dari ratusan Kerajaan. Wilayah Nusantara (kini Indonesia) merupakan kawasan yang paling diincar oleh semua kerajaan di dunia.


Keinginan semua kerajaan di dunia untuk merebut dan menguasai wilayah Kepulauan Nusantara ini akibat adanya beragam kekayaan hasil alam di daerah kepulauan terbesar di dunia tersebut.

Dari dalam tanah Nusantara terdapat berbagai macam tambang minyak dan logam, dalam lautnya juga terdapat minyak bumi dan sumber alam lainnya, juga tanahnya yang subur sepanjang tahun siap ditanami kapan saja, bukit yang kaya pasir dan bebatuan mineral, hingga di setiap puncak gunungnya pun juga memiliki kekayaan dan keindahan tiada taranya.

Belum lagi dari kekayaan flora dan faunanya. Dari dalam lautnya terdapat ikan dan hasil laut yang sangat berlimpah-ruah, didaratnya terdapat ribuan jenis satwa yang sangat eksotik dan endemik.

Juga di hutannya yang terdiri dari ribuan jenis pohon yang hanya terdapat di wilayah Nusantara ini, terdiri dari hutan lebat tropis jutaan hektar, juga puluhan sungai besar mengalir di setiap pulaunya.


Wajar saja jika di wilayah kepulauan terbesar di dunia yang ada di daerah tropis ini juga terdapat ratusan kerajaan yang makmur.

Kerajaan-kerajaan yang memiliki harta berupa emas, perak, perunggu, platina, berlian dan batu mulia serta juga mutiara. Seluruh kekayaan kerajaan Nusantara tersebut jika dikumpulkan beratnya mencapai ratusan ribu bahkan bisa jutaan ton emas dan harta lainnya..!

Namun pertanyaannya, kemana semua harta kekayaan kerajaan-kerajaan Nusantara tersebut?

Setelah masuknya orang Eropa (termasuk Belanda), kekayaan tersebut seperti “disita” oleh kolonial dan hilang entah kemana. Untuk itulah, maka beberapa tim dan individu mulai “mengorek” dan “menelusuri” jejak kekayaan Kerajaan-Kerajaan Indonesia yang dulu ada di wilayah Nusantara ini.

Layaknya film “Indiana Jones“, mereka mengumpulkan bukti dari berbagai sumber yang terkait. Mulai dari dokumen dan cerita serta berita, baik yang diperoleh di dunia nyata ataupun di dunia maya. Berikut fakta-fakta yang sempat tercium dan terangkum oleh mereka mengenai “the National Treasures of Indonesian Kingdoms“.


1. Pada awal abad 17, aset harta para Raja & Kesultanan Nusantara (Cirebon, G.Pakuan, Banten, Deli, Riau, Kutai, Makasar, Bone, Goa, Luwut,Ternate, dLL,) dalam nilai ratusan trilyun Dollar Amerika (dalam bentuk emas, logam mulia, berlian, dan srbagainya) di simpan di Bank Zuchrigh, Jerman (karena pada saat itu Jerman adalah negara makmur & menguasai dunia. Serta bank tersebut adalah salah satu bank yang tertua di dunia)

2. Pada tahun 1620, Nusantara dijajah Belanda selama 3,5 abad. Bagi Kesultanan / Raja Nusantara yg melawan Belanda, data administrasi harta di Bumi Nusantara dihanguskan, hanya bagi Kerajaan Amangkurat I tetap memiliki data utuh, karena mereka penjilat Belanda dimasa itu.

Catatan:
Salah satu bukti Amangkurat I sebagai penjilat Belanda : Pangeran Girilaya – Raja Cirebon II selaku menantu dari Raja Amangkurat I, atas tipuan pada u “undangan makan”, ternyata Raja Cirebon II beserta kedua putranya yang berumur 11 dan 9 tahun ditahan selama 10 tahun, hingga wafatnya Raja Cirebon II yang dimakamkan di Girilaya. Atas wafatnya Raja Cirebon II, Sultan Trunojoyo diutus untuk menjemput kedua putra mahkota tersebut untuk menggantikan tahta Kerajaan Cirebon.

Dengan melalui peperangan, akhirnya Trunojoya berhasil membawa Putra Mahkota dan kedua adiknya. Sedangkan Putra Mahkota yang pertama/kakaknya, diamankan oleh paman dari Ibunya ke Gunung Lawu. Hingga akhirnya berdiri Kerajaan Cirebon menjadi dua kesultanan, yaitu: Kesultanan Kanoman dan Kesultanan Kasepuhan.

3. Pada tahun 1939, Amerika menyuruh Bung Karno untuk menata aset para Raja Nusantara dan mengalihkan hak atas nama pribadi Soekarno.

Catatan:
a. PENYERAHAN HIBAH REKAYASA dilakukan oleh Raja Solo dan Yogyakarta yang mengatasnamakan Raja-raja Nusantara. Selanjutnya aset kedua raja tersebut utuh atau tidak dihibahkan.
b. HAK AHLI WARIS Raja Nusantara, sepeserpun nihil (tdk menerima hak waris).

4. Pada tahun 1944, berdirilah Bank Dunia atas dasar Colateral Aset Raja Nusantara! Bank Dunia mulai memberikan pinjaman kepada 40 Negara. Maka semenjak itu USA semakin kuat untuk mencetak mata uang dan menyusun strategi persenjataan yang berguna untuk menguasai dunia.

5. Pada tahun 1945, saat Perang Dunia-II Jepang menyerah dan membuat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan. 

Beberapa fakta:
a. Bung Karno dalam salah satu pidatonya pernah berkata “..kalau Jepang tidak memberikan kemerdekaan kepada kita, maka saya akan minta USA utk membom Jepang..”
b. Bung Karno diangkat jadi ketua PBB. Bukankah pada waktu itu orang asing banyak yang lebih pintar dari Bung Karno? Tak aneh lagi, karena berdirinya Bank Dunia berasal dari aset Raja Nusantara. Sampai saat ini, tidak ada jabatan Ketua PBB selain Bung Karno, yang ada hanyalah Sekjen.


Catatan:

Tahun 1945, untuk membangun negara, kalau Bung Karno jujur dan benar (tidak ambisius), seharusnya mengumpulkan para Sultan dan Raja Nusantara untuk diberi tahu jika para buyutnya (Raja Nusantara) pada abad-17, menyimpan hartanya di Bank Juchrigh-Jerman. Kenapa Bung Karno bungkam?

6. Antara tahun 1950 – 1953, Bung Karno memberikan pelimpahan coleteral kepada kolega & keluarganya, yang berasal dari aset para Raja Nusantara yang dihibahkan atas nama pribadi Bung Karno. Yang kini sudah pada balik nama.

7. Tahun 1954, sebagian sisa Dana Koleteral tsb dibagikan dalam bentuk amanah kepada 73 orang Tokoh Negara & Ulama. Karena ada kepentingan “politik praktis”. Tahun 1955 pemilu pertama, Bung Karno diangkat Presiden “seumur hidup”

Catatan:
a. Penerima “pelimpahan colateral” mendapatkan Royalti, namun pemegang amanah tidak mendapatkan Royalti. Siapakah yang menikmati royalti atas dana coleteral dari Bank Dunia? Siapa lagi kalau bukan kolega & keluarganya.

b. Perlu pendirian “LEVARN” (Lembaga Executive Verifiksi Aset Raja Nusantra)

c. Maksud dan tujuan: Atas tersimpannya Aset Raja Nusantra, baik milik Raja/Kesultanan: Cirebon, Pakuan, Banten, Deli, Riau, Kutai, Makassar, Bone, Goa, Luwut, Ternate, dan lainnya, yang disimpan pada awal Abad-17 di Bank Zuchrigh, Jerman dengan nilai ratusan trliyun dollar Amerika yang telah dihibahkan ke pribadi Ir.Soekarno (Rekyasa JO. AS) untuk modal awal pembentukan Bank Dunia, kini sudah pada balik nama atas nama keluarga & koleganya (diluar amanah) ini harus diverifikasi / tata Juridis Formil untuk ketetapan hak bagi ahli waris dan negara.

d. Dalam pertemuan para Sultan se-Indonesia di Bali pada tahun 2000-an lalu. Selaku ahli waris mengharapkan keadilan hak atas harta yang digelapkan. Sehingga para pemegang amanah dan lainnya menyadari atas keganjilan hibah tersebut.

8. Mengapa Bung Karno keluar dari PBB & pidatonya antara tahun 1959 sampai dengan 1963, berapi-api anti imperialis, anti nekolim? Karena coleteralnya ternyata tidak bisa dicairkan dan digunakan untuk pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan REPELITA yg telah diprogram. Alias dipersulit oleh Amerika.

9. Amerika berkepentingan untuk membungkam Bung Karno, selain karena alasan dana coleteral tersebut, juga karena Bung Karno membentuk “Poros Segitiga” Peking-Jakarta-Pyongyang. Selanjutnya melalui konspirasi & tipu daya, AS bertindak sebagai dalang atas lengsernya Bung Karno.

10. Tiga orang Jenderal terlibat dalam gerakan bawah tanah buatan AS, datang dan menodongkan senjata kepada Bung Karno untuk menandatangani SUPERSEMAR.

Catatan:
Kemudian isi Supersemar diubah (dipalsukan) dan diserahkan kepada Soeharto. Soeharto tidak mengetahui tentang pemalsuan Supersemar tersebut dan menjalankan Supersemar dengan baik. Soeharto baru mengetahui hal tersebut sekitar tahun 1980-an. Namun sudah terlambat dan sejarah sudah terlanjur dituliskan.

11. Tahun 1967, Soekarno lengser & Soeharto menjabat sebagai Presiden RI.

12. Sekitar tahun 1995, tujuh orang pemegang Surat Amanah dari Soekarno, menghadap Soeharto agar Pemerintah dapat menggunakan Dana Coletral tersebut untuk pembangunan Indonesia.


Catatan:
Dana Coletral tersebut (yang ada di Bank Dunia) tidak dapat dicairkan, namun dapat digunakan untuk “jaminan cetak uang”. Soeharto mengajukan ijin utk pencetakan uang Rupiah atas jaminan Dana Coletral tersebut.

13. Dilakukan Sidang Moneter Internasional, dengan salah satu agenda untuk membahas rencana pencetakan uang Rupiah oleh pemerintah RI. Sepuluh negara menolak untuk memberikan ijin (termasuk AS & sekutunya), sisanya mengijinkan. Atas dasar voting, maka pemerintah RI diijinkan utk mencetak uang sebesar “Rp. 20.000 trilyun” dengan jaminan lima Coleteral (Salah satu Coleteral tsb adalah milik Kerajaan Cirebon sebesar 13.000 trilyun)

Catatan:
AS tdk memberikan ijin, karena khawatir Soeharto akan membangkitkan DUNIA ISLAM. Karena thn 1987 Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila sudah mulai merintis dan menggalakkan bantuan untuk pembangunan masjid di seluruh Indonesia. Mbak Tutut sudah mulai memakai kerudung & dianggap sebagai simbol kebangkitan dunia Islam.

14. Pencetakan uang dilakukan di Jerman & Israel (pemenang tender adalah Australia). Disisi lain AS & sekutunya mulai melakukan konspirasi untuk merusak stabilitas Ekonomi Internasional.

15. Maret 1997, secara bertahap IDR (Indonesia Rupiah) sdh mulai masuk ke Indonesia (masih berstatus atas nama Amanah yang ditempatkan di luar gudang BI). Baru sekitar 9% IDR tsb yg diregristasi oleh BI, terjadilah “krisis moneter” karena George Soros melakukan transaksi “pembelian Rupiah” secara besar-besaran yang dibayar dengan US Dollar. IDR dicetak dalam cetakan uang plastik pecahan Rp.100.000,- tahun cetakan 1997.

Catatan:
Pak Harto berencana dalam periode tahun 1998 – 2003, Try Sutrisno menjabat sebagai Wakil Presiden. Tahun 2000 Pak Harto membuat pondasi sebagai landasan kuat dalam pembangunan tinggal landas untuk take off menuju adil & makmur. Tahun 2002, Pak Harto berencana untuk mengundurkan diri dan dilanjutkan oleh wakilnya Try Sutrisno sebagai presiden.

16. Amerika semakin gencar melakukan konspirasi, sadar atau tidak sadar banyak unsur masyarakat yang sudah masuk dalam tipu daya dan skenario AS.

Catatan:
a. Banyak mahasiswa dan rakyat yang merasa idealis dan menuntut lengsernya Soeharto. Namun sesungguhnya mereka tidak sadar bahwa ini semua adalah skenario AS untuk menurunkan Soeharto.
b. Beberapa “tokoh boneka politik” bentukan AS, yaitu empat orang yang dikenal dengan sebutan “SMAG”
c. Terjadinya Kerusuhan Mei, yang dikoordinir oleh seorang tokoh pemuda atas cetakan SMAG.


17. Mei 1998, Soeharto lengser dan BJ Habibie menjabat sebagai presiden RI.

18. Semua mata uang Rupiah pada akhirnya sampai di Indonesia, Pak Harto memerintahkan 49 orang jenderal (7 orang Jenderal Bintang empat dan 42 orang Jenderal Bintang dua) untuk mengamankan gudang-gudang IDR yang masih berstatus atas nama Amanah.

19. BJ Habibie dipolitisir oleh AS untuk merealisasi Referendum di TimTim, dengan janji apabila terlaksana dengan ‘jujur dan adil’ maka Habibie akan didukung untuk menjabat sebagai Presiden RI untuk periode selanjutnya.

Catatan:

Habibie ditipu mentah oleh AS dan sekutunya. Hasil jajak pendapat Timor Timur dimanipulasi (termasuk yang dihitung di Gedung Putih-AS, tidak dihitung di lapangan) dan berujung pada lepasnya Timor Timur dari NKRI. Itulah jatuhnya Habibie akibat dampak tertipu politik praktis. Karena Habibie sejatinya bukan orang “misi AS”, melainkan Habibie adalah “Jerman-isme”.

20. Rapuhnya Pemerintahan RI dan perekonomiannya akibat “Mafia Berkeley” dan sebagian besar tokoh-tokoh negara terlibat dalam dosa “Kerusuhan Mei”. Amerika memegang kartu tokoh-tokoh negara tersebut, lalu leluasa untuk mendikte pemerintah. Boleh dikata, semenjak itu pemerintahan hanya menjadi “boneka AS” dan tdk mampu untuk lepas dari cengkraman AS.

21. Jadi dari semuanya:
a. Kebenaran ini dituliskan bukan utk menyudutkan PIHAK-PIHAK TERTENTU, namun utk MENEGAKKAN SEBUAH KEBENARAN.
b. Bangsa Indonesia sangat beruntung telah memiliki 2 orang PUTRA TERBAIKNYA yaitu SOEKARNO & SOEHARTO.
c. Rapatkan barisan, jangan mudah teradu domba oleh KONSPIRASI AS & sekutunya. Tumbuhkan jiwa patriotik kita, karena bisa jadi melalui konspirasi AS, perang Afganistan dan Irak juga dapat terjadi di Tanah Air yg kita cintai ini. Juga perang antar suku dan golongan di dalam negeri seperti di negara-negara Afrika, Korea Utara – Selatan, Vietnam Utara-Selatan, Bosnia, Mesir, Libya dan lain-lain.
d. Atas Cronologis harta Soekarno tersebut, pada prinsipnya kita para “pemegang amanah” dan penerima “pelimpahan Colateral”, perlu untuk menyadari bahwa pelaksanaan “Hibah Aset Raja Nusantara kepada pribadi Bung Karno adalah “CACAT HUKUM”
e. Jadi masalah Barang dan Harta Amanah Bung Karno bukan urusan kita, melainkan urusan “karuhun”? Itu semua hanya panggung sandiwara.

sumber

Diangkat Film Hollywood: Operasi Militer U-Boat Nazi di Indonesia


Arkeolog dan penyelam yang menemukan bangkai U-Boat, Shinatria Adhityatama (25), awalnya mendapatkan informasi dari para nelayan lokal. Mereka mengaku menemukan kapal berbentuk tabung. Shinatria yakin kapal itu pasti kapal selam. Dia melakukan riset dan menemukan fakta-fakta menarik.

Laporan ini di follow-up tim dari Pusat Arkeologi Nasional. Penelitian dimulai 4 November 2013 lalu dan melibatkan 15 peneliti serta penyelam dari Yogyakarta.


U-Boat adalah kapal selam andalan angkatan laut Hitler. Kapal selam ini menebar teror di Samudera Atlantik. Dia mengkaramkan puluhan kapal dagang dan kapal perang milik Sekutu.

Shinatria menduga kapal itu merupakan U-168 dengan tipe IXc/40. Merupakan kapal selam jarak jauh untuk menjelajah Samudera. Kapal selam itu karam karena ditorpedo.

“Penemuan ini pertama kali dan sangat menarik. Baru sekali kita menemukan kapal selam U-Boat,” katanya.

Ditemukan Bangkai U-Boat 168 Nazi di Laut Jawa


Bangkai kapal selam Nazi Jerman tipe Unterseeboot atau U-Boat ditemukan di dasar Laut Jawa. Penemuan ini besar artinya karena memperkuat bukti sejarah Perang Dunia II dan kehadiran sejumlah tentara Jerman di Indonesia.

“Baru pertama ini kita menemukan reruntuhan kapal selam Jerman. Kalau kapal perang sisa perang dunia II sudah sering, tapi kapal selam apalagi jenis U-Boat baru kali ini,” kata Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo, Selasa (19/11/13).


“Dari data yang kita peroleh, kapal selam U-Boat itu berjenis U-168. Panjangnya 76 meter dengan garis tengah 4,9 meter,” kata Bambang.

Arkeolog dan penyelam yang menemukan bangkai U-Boat, Shinatria Adhityatama (25), meyakini saat perang dunia II, cukup banyak kapal selam Jerman yang lalu lalang di perairan Indonesia.

“Dari data kami jumlahnya cukup besar, bahkan mencapai satu armada. Dari Prancis saja dikirim 11 kapal, tapi yang sampai di Indonesia diperkirakan cuma 5 atau 6. Belum dari pangkalan U-Boat lain karena kita tahu, pangkalan U-Boat di Eropa ada di beberapa tempat, seperti Norwegia dan lainnya,” kata Shinatria, Selasa (19/11/13) malam.

Penemuan Barang-Barang dan Tengkorak di U-Boat 168

Shinatria Adhityatama (25) tak bisa melukiskan perasaannya saat menyelam memasuki reruntuhan bangkai kapal selam yang sudah terkubur 70 tahun lamanya di dasar Laut Jawa. Riset arkeolog asal Universitas Gajah Mada (UGM) selama dua tahun terbayar sudah.

Kapal selam U-Boat kebanggaan Angkatan Laut Nazi Jerman itu ditemukan di dasar laut. Lokasinya 10 jam pelayaran ke arah timur dari Pulau Karimun Jawa.

Sejumlah bukti yang menguatkan kapal selam merupakan milik Nazi diperoleh dari reruntuhan itu.

Kini barang-barang dibawa untuk diteliti di Kantor Pusat Arkeologi Nasional. Sementara bangkai kapal tetap dibiarkan di tempat semula.

Ada 2 buah piring bagian belakang identitas rajawali dan swastika, seperti dipakai tentara Jerman.

Selain itu ditemukan baterai, penutup panel listrik dan sakelarnya, juga kancing baju diameter 2 cm, dengan gambar jangkar. Lalu binocular, kacamata selam, dan selang pernapasan.

“Saat itu gelap, banyak endapan di reruntuhan kapal itu. Kondisi kapal sudah porak poranda, buritan sudah hilang,” kata Shinatria. “Kami juga temukan kerangka manusia. Kalau tengkorak ada sekitar 4-6, dugaan kami itu awak kapal U-Boat,” katanya.

Operasi Militer Tentara Hitler ke Laut Jawa

Menurut Shinatria, U-Boat bertugas untuk menghancurkan garis suplai sekutu dari Asia Tenggara. Termasuk jalur logistik Inggris dari India. Kekuatan Kapal Selam U-Boat tergabung dalam Monsoon Group atau The Gruppe Monsun.

“Mereka juga bekerjasama dengan Jepang sebagai sekutu. Jerman membantu mengamankan perairan Pasifik yang dikuasai Jepang,” jelasnya.

Pada masa perang dunia II, belasan U-Boat beroperasi di perairan Indonesia. Mereka bertugas menghancurkan suplai sekutu dari Asia Tengara serta membantu Jepang menjaga Samudera Hindia.


Selain Jerman dan Jepang juga berbagi teknologi militer. Mereka juga diduga berbagi pangkalan kapal selam. Saat Perang Dunia, diketahui ada pangkalan U-Boat di Pulau Penang, Batavia dan Surabaya.

“Jadi mereka melakukan operasi gabungan di Indonesia. Di perairan inilah satu-satunya ada operasi gabungan angkatan laut Jerman dan Jepang,” tutur Shinatria.

U-Boat 168 karam di terpedo Belanda, 6 Oktober 1944


Jika benar itu adalah bangkai U-Boat seri U-168 sesuai pernyataan Ketua Tim Peneliti dari Pusat Purbakala Nasional Bambang Budi Utomo, maka itu adalah kapal selam yang kandas ditorpedo saat patroli keempatnya.

Dari data situs U Boat Nazi Jerman, seri U-168 keluar dari galangan pada 15 Maret 1941 di Bremen. Setelah itu, U-Boat tersebut berpatroli di perairan Eropa sebelum dikirim ke Samudera Hindia. Nahas, U-Boat tersebut karam ditorpedo kapal selam Belanda HrMs Zwaardvisch.

Selama berpatroli, U-Boat U-168 total mengandaskan tiga kapal musuh dengan bobot gabungan 8.008 ton dan merusak satu kapal musuh berbobot 9.804 ton.

Patroli pertama, U-168 adalah keluar dari Kiel pada 3 Maret 1943 lantas menuju Kattegat dan Skaggerak sepanjang garis pantai Norwegia. Lewat celah antara Islandia dan Kepulauan Faroe, U-168 masuk ke Samudera Atlantik dan barat daya Greenland. Dia mencapai Lorient, Prancis pada 18 Mei tahun yang sama.


Patroli kedua, menuju wilayah Samudera Hindia dengan mampu mengandaskan kapal Inggris SS Haiching sekitar 130 km barat daya Mumbai (India) pada 2 Oktober 1943. Patroli kedua berakhir di Penang, Malaysia pada 11 November.

Patroli ketiga, U-168 mulai berangkat dari Penang pada 7 Februari 1944. Inilah patroli tersukses U-168. Mereka mengandaskan kapal antara lain HMS Salviking berbendera Inggris di selatan Srilanka pada 14 November.

Lantas kapal berbendera Yunani Epaminondas Embiricos 210 km utara Maladewa dan terakhir mereka merusak kapal berbendera Norwegia Fenris tetapi kehabisan torpedo sehingga kapal Norwegia itu selamat sampai Mumbai.

Patroli keempat, U-168 dilakukan di Laut Jawa hingga kapal selam itu menemui ‘ajal’. Berawal dari patroli 5 Oktober 1944 kapal meninggalkan Batavia (sekarang Jakarta).

Dini hari tanggal 6 Oktober 1944, kapal selam itu akhirnya di torpedo musuhnya dari Belanda yaitu kapal selam Hn.Ms. Zwaardvisch (P-322) sebuah kapal selam atau Submarine dari kelas-T (T class).

Kapal selam U-168 milik Nazi Jerman itupun akhirnya karam dan bangkainya baru ditemukan 69 tahun kemudian, pada tahun 2013.

Saat ini sejumlah barang dari kapal selam U-168 milik Nazi Jerman sudah diangkut untuk diteliti. Namun bangkai kapal bersejarah itu masih tetap ada di dasar Laut Jawa.


Helmut Pich, komandan U-Boat 168
Kapal selam U-168 dikomandani oleh Helmut Pich. Dia sebenarnya perwira kebanggaan militer Nazi Jerman. Sebelum memegang U-168, Helmut Pich juga sudah pernah berkarier di U-Boat seri U-180 di Samudera Hindia.

Helmut Pich lahir di Rastenburg, Jerman pada 26 Juni 1914. Dia bergabung dengan AL Nazi Jerman pada 1934, pada usia 20 tahun. Pada 1939-1941, dia ditugaskan ke AU Nazi menjadi pilot pesawat tempur. Dia kemudian menjalani latihan sebagai awak U-Boat pada Oktober 1941 sampai Maret 1942.

Tugas pertamanya adalah bersama U-Boat seri U-103 di mana kapal itu berhasil mengandaskan 9 kapal musuh berbobot total 42.000 ton.

Kisah Helmut Pich di U-168 sendiri sebenarnya banyak diisi kegemilangan. U-168 mampu membuat karam tiga kapal musuh dan merusak satu kapal musuh lainnya.

Dikutip dari situs U-Boat, Pich dianggap sukses sehingga diserahi tugas membawa U-Boat lebih modern seri U-168. Adaptasi terhadap mesin perang baru itu dilakukan di Bremen dan sekitar Laut Baltik.

Dari sinilah petualangan Pich dimulai hingga ke Samudera Hindia. Kisah suksesnya dengan mengandaskan tiga kapal musuh dan merusak satu kapal besar berbendera Norwegia, Fenris.

Nahas, pada 6 Oktober 1944, U-168 ditorpedo kapal selam Belanda dan karam di Laut Jawa. 23 Awak tewas dan 27 orang lainnya selamat termasuk Pich. Dia ditawan hingga Maret 1947 sebelum bebas. Pich meninggal pada 1997 pada usia 82 tahun.

Diduga ada Satu Lagi U-Boat Karam di Laut Jawa, U-Boat 183

“Dari riset yang kami lakukan ada dua bangkai U-Boat di Indonesia. Ada U-168 di torpedo kapal selam Belanda. U-183 tenggelam ditorpedo AS. Dugaan kami, yang kemarin ditemukan adalah U-Boat U-168,” kata Arkeolog dan penyelam yang menemukan bangkai U-Boat, Shinatria Adhityatama (25).



Jadi, rupanya masih ada bangkai U-Boat lagi selain yang ditemukan sebelumnya. Shinatria dan timnya pun punya ambisi untuk melakukan pencarian pada bangkai kedua. Mereka menduga masih ada satu kapal selam U-boat Nazi Jerman lagi di lokasi tersebut, U-Boat U-183.

Jika benar U-Boat U-183 bersemayam di laut tersebut, maka akan menjadi cerita tersendiri bagi Kapten Fritz Schneewind, komandan di kapal selam itu. Fritz Schneewind merupakan bangsa Jerman kelahiran Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 10 Apr 1917.

Fritz SchneewindFritz Schneewind muda kemudian bergabung Kriegsmarine atau Angkatan Laut Jerman pada tahun 1936.


Dia adalah seorang calon prajurit di Akademi Angkatan Laut di Flensburg dari Oktober 1939 sampai Agustus 1940.

Selama waktu ini dia juga bertugas di kapal berlayar Leo Schlageter dari Maret sampai Juni 1940. Dari Agustus to Oktober 1940, Schneewind bertugas di logistik Kriegsmarine di Boulogne.

Karier makin moncer, hingga dia naik pangkat Kapten dan pada 20 November 1943. Kemudian Schneewind mengambil komando U-183 di Singapura.

Kapal itu beroperasi di Samudera Hindia sebagai bagian dari kelompok Monsun. Schneewind berhasil menyelesaikan 4 patroli dengan perahu. Selama patroli ini dia tenggelam atau hancur 3 kapal selama hampir 18.000 ton.

Selama kariernya, Schneewind sudah menenggelamkan lima kapal yang memiliki total berat 30,052 ton dan satu kapal seberat 6,993 ton.

Pada patroli ke lima, U-183 yang dikomandani Schneewind akhirnya karam di torpedo kapal selam Amerika USS Besugo (SS-321) dari Kelas Balao (Balao-class) di Laut Jawa dan akhirnya membuat U-183 tenggelam.

Sisaat tenggelam, U-183 hanya menyisakan satu orang awak yang selamat dari keseluruhan 55 orang awak buah kapal, pada 23 April 1945 pukul 13.00 WIB.

Dari 55 awak yang tewas itu, termasuk Kapten Schneewind yang tewas pada usia 28 tahun di negara kelahirannya Netherlands Indies yang akhirnya bernama Indonesia, tepatnya di Laut Jawa.

U-Boat Nazi Jerman di Indonesia

Tak banyak orang yang mengetahui bahwa selama penjajahan militer Jepang di bumi Indonesia (1942-1945), beberapa satuan kapal selam Jerman ikut andil disini untuk membantu Jepang dalam peperangannya melawan Sekutu di Asia (seperti diketahui, Jerman dan Jepang bersekutu melawan Amerika dan kawan-kawan selama berlangsungnya Perang Dunia II).


Meskipun peranan mereka nyaris dilupakan dan bahkan tak banyak orang yang mengetahuinya, tapi satuan kapal selam Jerman ini, tak bisa dipungkiri, telah mewarnai salah satu babakan dalam sejarah Indonesia yang paling kelam.

Pada masa itu, kapal-kapal selam Jerman (U-boat) bersiaga di Samudera Hindia. Itu terjadi dalam Perang Dunia II. Bagi Jerman, itu merupakan sebuah keputusan politik strategis. Memang, kawasan ini jauh dari Jerman dan juga negara-negara taklukannya di Eropa dan Afrika.

Yang pasti, armada kapal selam Asia Pasifik yang biasa disebut Wolfpack itu mempunyai jumlah personil terbesar setelah armada milik Jepang sendiri yang berbasis di perairan Indonesia.

Tiga tempat pelabuhan utama yaitu Penang, Jakarta dan Sabang adalah tempat yang biasa menjadi persinggahannya.

Meskipun U-boat yang bertugas di Timur Jauh tidak seterkenal yang lain, tapi sebenarnya lingkup tugas mereka membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit, juga jumlah U-boat yang banyak. Masalahnya terletak karena ketidakmampuan Jerman bila harus mengirim satuan kapal selamnya ke tempat-tempat yang jauh.

Saat itu teknologi kapal selam belumlah secanggih sekarang. Karenanya, pada akhir tahun 1942 Hitler memutuskan untuk membangun saja pangkalan kapal selam di Asia, dan mulailah berdatangan selusin U-boat yang bertugas untuk menyerang kapal-kapal Sekutu di perairan tersebut.

Grup pertama kapal selam Jerman yang berangkat adalah Gruppe Monsun, yang terdiri dari 11 kapal

Awalnya, kehadiran U-boat Jerman di Indonesia menjalani hari-hari yang menyenangkan. Waktu itu situasinya masih sepi dari perang di laut. Setidaknya, happy days itu terasa bila dibandingkan dengan situasi di Samudera Hindia selebihnya. Namun, ketika memasuki tahun 1943, keadaan jadi genting, dan situasinya tak kalah berbahaya bila dibandingkan dengan situasi di Laut Utara.

Jepang menguasai seluruh semenanjung Asia di tahun 1943. Inggris disingkirkan, dan Belanda digusur dari bumi Indonesia. Meningkatlah ketegangan di Pasifik Selatan. Inggris dan Belanda tentu saja tidak rela meninggalkan wilayah jajahan yang telah dikuasainya beratus tahun begitu saja.

Mereka berusaha untuk kembali menuntut balas sekaligus berupaya merebut kembali bekas wilayah kolonialismenya. Mereka datang tidak sendiri-sendiri, tapi beserta kekuatan Sekutu lainnya.

Sebagai sekutu Jepang sejak berakhirnya Perang Dunia Pertama, Jerman konsisten berjuang bahu-membahu. Apalagi musuh yang dihadapinya disini adalah musuhnya juga di Eropa.

Tak tanggung-tanggung, Jerman mengirimkan 8 kapal selamnya, U-859 dan UIT-23 (kapal selam eks Italia yang diserahkan untuk Jerman di Singapura, 10 September 1943).

Kapal-kapal selam tersebut dipasang di Teluk Benggala sebagai pengaman pintu masuk di Selat Malaka, yang memakai Sabang dan Penang sebagai pelabuhan sandar.

Untuk mengawal Jawa hingga ke Laut Cina Selatan, di utara Jawa ditempatkan U-168 dan U-183. di Laut Selatan Jawa dipasang U-196. di perairan timur ditempatkan U-537. Di samping itu, terdapat juga kapal-kapal selam U-195 dan U-219 yang turut mendukung operasi melawan Sekutu.

Dari berbagai pertempuran laut yang dijalaninya, para U-boat Jerman itu telah mencatat berbagai prestasi, juga kegagalan, terutama selama berada di perairan Indonesia dan sekitarnya.

Memang buku-buku sejarah di Indonesia belum mencatat berbagai peristiwa itu, padahal banyak soal penting yang berkaitan dengan sejarah bangsa-bangsa. Tapi syukurlah, beberapa sejarawan dunia mencatatnya, karena biasanya sejarah hanya dicatat dan “dikarang” hanya oleh sang pemenang.

Menguasai Sumber Daya Alam Indonesia

Invasi Jepang dan perkembangan perang menimbulkan krisis bahan baku, dan krisis itu juga dialami oleh Jerman. Di masa perang, Jerman amat membutuhkan timah, molybdenum, karet dan kina, yang semuanya harus didatangkan dari Timur Jauh.


Seperti dicatat Bennet dalam bukunya yang berjudul Arca Domas, 90% kebutuhan kina dunia waktu itu dipenuhi oleh perkebunan Belanda di Jawa dan Sumatera yang telah jatuh ke tangan Jepang. Bagi Jerman, tidak mungkin mengangkut komoditi itu tanpa pengawalan angkatan laut, mengingat pelayaran yang panjang lagi berbahaya ke Eropa.

U-Boat sekaligus menjadi ‘kurir’ mengangkut sumber daya alam mentah yang sangat dibutuhkan Jerman (yang paling utama adalah karet). Kenyataannya, dari total 41 U-boat yang pernah merasakan bertugas di perairan Indonesia, hanya dua yang kembali ke Jerman!


Untuk mengamankan dan membangun transportasi tertutup, Jerman memodifikasi kapal-kapal selamnya menjadi kapal kargo. Kapal U-219 yang tadinya berada di Prancis ditarik kembali untuk mengambil lempengan logam di Timur Jauh. Begitu pula U-180, U-195, dan U-234, yang tadinya dipakai sebagai kapal selam tempur, dikonversi menjadi kapal selam transportasi barang!

Betapa pentingnya “misi transportasi” ini dibuktikan dari fakta ketika pada pertengahan musim gugur tahun 1945 dalam saat-saat terakhir kekuasaan Hitler, kapal-kapal selam ini masih berlayar ke Timur Jauh! Namun kapal-kapal selam U-234, U-874, dan U-875, yang memuat 170 ton merkuri, lempengan logam, dan gelas optik, tidak pernah kembali ke Eropa dan entah dimana hilang dan karamnya!

Serdadu Jerman Akhirnya Tinggal dan Memiliki Usaha di Indonesia

Bersama dengan kedatangan tentara Jepang ke Indonesia, kembali pula pengaruh Jerman di wilayah ini. Pada Mei 1943, Angkatan Laut Jerman mendapat persetujuan militer Jepang untuk melakukan usaha dagang di Indonesia.

Tanah tempat dibangunnya makam tentara Jerman ini mulanya adalah milik dua orang Jerman bersaudara, yaitu Emil dan Theodor Hellferich.
u-boat-nazi-karam-di-laut-jawa 05

Mereka membeli tanah seluas 900 hektar di situ dan kemudian dan membangun pabrik dengan keuntungan dari perkebunan teh. Pabrik teh yang dibangun di sini dilengkapi dengan kabel pengangkut untuk membawa daun teh dari perkebunan ke pabrik.

Kakak tertua dari dua bersaudara ini adalah Karl Helfferich, yaitu mantan wakil perdana menteri di bawah Kekaisaran Jerman-Austria.

Karena itulah kedua orang saudaranya kemudian membangun sebuah monumen untuk memperingati Deutsch-Östasiatisches Geschwader (Armada Jerman Asia Tenggara) yang dipimpin oleh Admiral Graf Spee yang ditenggelamkan oleh tentara Britania.

Perwira muda Von Friedeburg di kemudian hari menjadi Admiral Jenderal dan mengakhiri hidupnya pada 23 Mei 1945 karena Jerman menyerah kalah dalam Perang Dunia II. Anak laki-lakinya, Ludwig von Friedeburg, adalah seorang sosiolog terkenal dan antara 1969-1974 menjadi menteri pendidikan di negara bagian Hessen, Jerman.

Invasi Jepang ke Indonesia

Pada 1928, Helfferich bersaudara kembali ke Jerman. Mereka menyerahkan kepercayaan pengelolaan perkebunan teh itu kepada Albert Vehring dari Bielefeld. Vehring telah banyak berpengalaman dalam mengelola perkebunan teh di Niugini.

Ketika Jerman menginvasi Belanda pada 1939, pemerintah Belanda menangkapi orang-orang Jerman yang ada di Indonesia, termasuk Albert Vehring. Perkebunan Helfferich pun diambil alih oleh Belanda.



Di kemudian hari, setelah invasi Jepang ke Indonesia, Vehring berhasil bebas dan pemerintah Jerman memproklamasikan berdirinya Republik Nias. Fischer, Komisaris perusahaan Bosch, diangkat menjadi perdana menteri, sedangkan Albert Vehring menjadi menteri luar negeri.

Atas persetujuan Jepang pula, tanah dan vila Helfferischs di perkebunan teh Cikopo dekat Arca Domas dikembalikan kepada pihak Jerman. Albert Vehring pun kembali ke tempat itu. Daerah perkebunan ini dijadikan tempat istirahat bagi awak kapal setelah melakukan pelayaran panjang mengelilingi Afrika.

Sisa Serdadu Nazi Jerman Pasca Kemerdekaan di Indonesia

Pada akhir perang, terdapat 250 orang serdadu Jerman di Indonesia yang diangkut dengan kapal selam. Sementara itu, Perang Kemerdekaan masih berkecamuk antara Indonesia dan Belanda.

Pada waktu itu sejumlah orang di antara mereka (serdadu-serdadu Jerman) yang tewas adalah: tiga perwira dibunuh oleh orang Indonesia, lima lainnya ada yang meninggal karena sakit dan ada pula yang tertembak dalam perjalanan kereta api dari Bandung ke Jakarta.

Jadi, delapan orang Jerman tewas selama periode tersebut. Sisanya menyelamatkan diri di pulau Onrust, sebelum dipulangkan kembali ke Jerman tahun 1946.

Pengamat sejarah militer Jerman di Indonesia, Herwig Zahorka, mengatakan bahwa Letnan Friederich Steinfeld meninggal di Surabaya akibat disentri dan kurang gizi saat ditawan Sekutu. Keterangan ini diperoleh dari mantan awak U-195 yang bermukim di Austria, Peter Marl (82 tahun) dan mantan awak U-195 lainnya, Martin Müller yang datang ke makam tahun 1999.

Sedangkan Letnan Satu Laut Willi Schlummer dan Letnan Insinyur Wilhelm Jens, tewas dibunuh pejuang kemerdekaan Indonesia dalam Gedung Jerman di Bogor, 12 Oktober 1945. Kemungkinan, mereka disangka orang Belanda apalagi aksen bahasanya mirip.

Letnan Laut W. Martens terbunuh dalam perjalanan kereta api dari Jakarta ke Bogor. Kopral Satu Willi Petschow meninggal 29 September, karena sakit saat di Perkebunan Cikopo, serta Letnan Kapten Herman Tangermann meninggal karena kecelakaan pada 23 Agustus tahun yang sama.

“Kendati saat itu terjadi salah sasaran karena disangka orang Belanda, namun kemudian banyak orang Indonesia mengenali ternyata mereka orang Jerman. Ini kemudian menjadikan hubungan tersebut menjadi persaudaraan,” kata Zahorka, pensiunan direktur kehutanan Jerman, yang bermukim di Bogor dan menikahi wanita Indonesia.

Indonesia Dipasok Peralatan Perang Oleh Jerman



Salah satu yang tak diketahui orang banyak juga tak tercatat dalam tulisan sejarah adalah pada saat berakhirnya perang antara Nazi yang bersekutu dengan Jerman melawan Belanda yang bersekutu dengan Amerika dan Inggris, terjadi suatu pemberian senjata oleh pihak Jerman.

Saat Jerman kalah, masih banyak kapal-kapal Jerman yang masih berada atau akan melintas perairan Indonesia untuk pulang ke Jerman akibat telah berakhirnya perang tersebut.

Akibat Jerman telah kalah perang, maka kapal-kapal Jerman tersebut tidak boleh bersenjata lagi. Namun di kapal-kapal Jerman yang sedang berlabuh atau sedang melintas perairan Indonesia masih banyak terdapat amunisi, terpedo, bom dan bahan peledak lainnya. Maka muatan-muatan bahan peledak dan peralatan perang tersebut diberikan kepada pihak indonesia, secara gratis.

Sedangkan tak berapa lama lagi, pihak Belanda dengan membonceng pasukan sekutu yaitu Inggris dan Amerika, ingin kembali menguasai Indonesia. Maka terjadilah pertempuran untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia dari rakyat Indonesia setelah tahun 1945.

Untungnya, senjata dan bahan peledak Jerman yang telah diberikan secara gratis dari kapal-kapal itu dapat menjadi modal untuk membantu membela tanah air Indonesia. Akibatnya pihak Inggris dan sekutunya kalah saat akan menguasai Indonesia kembali.

Sejarah harusnya mencatat, bahwa satu-satunya negara sejagat yang tak bisa diinvasi oleh Inggris adalah Indonesia, the one and only. Namun sejarah selalu ditulis oleh sang pemenang perang secara global, dalam hal ini negara sekutu.

Itulah salah satu keberuntungan Indonesia akibat diberikannya peralatan perang dan alat peperangan lainnya dari pihak Jerman. Jika tidak, mungkin sejarah tak mencatat bahwa Indonesia berhasil mempertahankan kedaulatannya.

Semua akibat “baiknya” pasukan Jerman yang secara tak sengaja “mensuplai” Indonesia dengan peralatan perang hasil dari isi kapal-kapal perang Jerman tersebut, termasuk kapal selam-kapal selam U-boat.

Saksi Bisu Kompleks Pemakaman Arca Domas, Cikopo, Bogor


Serdadu-serdadu Jerman yang meninggal di Indonesia dimakamkan di Arca Domas, Cikopo, yang berada di kaki Gunung Pangrango, Bogor. Di pemakaman tersebut terdapat tugu yang didirikan pada tahun 1926 sebagai peringatan atas Skuadron Asiatik (Ostasiatischen Beschwader), satuan angkatan laut Jerman pada Perang Dunia I yang melakukan tugas perang di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.


Tugu peringatan mengenang armada Jerman yang dihancurkan Inggris tahun 1914 di Deutscher Soldatenfriedhof, Cikopo – Bogor.


Pemakaman Cikopo jadi semacam “kubur terhormat bagi pelaut”. Kuburan itu juga merupakan jejak tersendiri bagi kolonialisme Eropa di Hindia Belanda.

Di situ orang bisa mengingat betapa Jerman bukan hanya pernah mengirim serdadu ke sini, tapi orang Jerman juga pernah membuka perkebunan yang amat luas disini yang kemudian sebagian kecil darinya menjadi kompleks pekuburan yang kini menjadi Arca Domas.

Tugu Pahlawan Jerman, Arca Domas adalah sebuah kompleks yang terdiri dari sebuah tugu dan tanah pekuburan dengan sepuluh makam tentara Jerman dengan nisan berbentuk salib besi berwarna putih salju.

Di monumen tersebut ditulis kata-kata dalam bahasa Jerman yang berbunyi:

“Untuk para awak Armada Jerman Asia Tenggara yang pemberani 1914. Dibangun oleh Emil dan Theodor Helfferich.”

Tugu ini diresmikan pada 1926 ketika kapal penjelajah Jerman “Hamburg” berkunjung ke Jawa. Seorang perwira muda kapal itu, Hans-Georg von Friedeburg, menulis tentang upacara itu dalam bukunya yang berjudul:
[Deutscher+Soldatenfriedhof+in+Indonesia01.JPG]

“Untuk para awak Armada Jerman Asia Tenggara yang pemberani 1914. Dibangun oleh Emil dan Theodor Helfferich.”

“32 000 Seemeilen auf blauem Wasser: Erlebnisse auf der Weltreise des Kreuzers ‘Hamburg’” (“32.000 mil laut di laut biru: Pengalaman dalam perjalanan keliling dunia dengan kapal penjelajah “Hamburg”) .

Delapan nisan masih dikenal namanya, sementara dua lagi sudah tidak dapat dikenali dan tidak bernama.

Dari batu-batu nisan ini dapat diketahui bahwa para tentara Jerman yang dimakamkan di situ meninggal dunia pada 1945.


Bentuk salib nisannya menyerupai tanda tambah dan sangat besar, berbeda dengan salib Belanda. Kompleks pekuburan kecil ini dinaungi sebuah pohon besar yang tinggi dan sangat rindang.

 USS Seaviper.flv - YouTube



 Hitler Mati di Indonesia - Hitler Dies in Indonesia

Ini Cara Empu Di Jawa Memperoleh Meteor Untuk Bahan Pembuatan Keris


Para empu di Jawa sejak abad 12-13 diyakini telah menggunakan meteor sebagai bahan pembuat keris, tombak, dan pedang. Dipilihnya meteor oleh para empu keris, disebabkan di dalam meteor mengandung unsur titanium.


Menurut Kanjeng Benny Hatmantoro, senior perkerisan dari Forum Bawa Rasa Tosan Aji Soedjatmoko Surakarta, tiga orang sarjana fisika nuklir Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) Yogyakarta yakni Haryono Arumbinang MSc, Dr Sudyartomo Suntono dan Dr Budi Santoso mengadakan penelitian tentang kandungan logam pada pusaka Jawa. Penelitian dilakukan dengan metode dan peralatan mutakhir.

Dari penelitian tersebut bahan meteor dalam hal ini titanium yang paling banyak adalah keris-keris di era Mataram Sultan Agung sekitar abad ke-16.

Benny menjelaskan, penelitian lain yang dilakukan oleh Prof Dr Ir Mardjono Siswosuwarno yang juga dosen Materialis Engineering (Teknik Material) Institut Teknologi Bandung cukup menguatkan bahan baku keris khususnya di era Majapahit dan Mataram Sultan Agung adalah banyak menggunakan bahan meteor.


Pertanyaan besarnya adalah dari mana para empu-empu mendapatkan meteor sebagai bahan material keris, tombak dan pedang. "Para empu jaman dulu suka melekan (tirakatan) dan banyak melihat langit, di saat ada batu meteor jatuh maka mereka memburunya pencarian melalui metode penyelarasan dengan alam/ transformasi alam. Metode meditasi atau lelaku bagi para empu di Jawa adalah suatu metode konvensional untuk mendeteksi dan memilih logam," ujar Benny.

Menurut dia, langkah itu dilakukan karena mereka meyakini selain memiliki kandungan yang hebat, bahan dari langit tersebut memiliki kekuatan alam yang luar biasa.

Sebagai pakar keris, beberapa kenalan Benny banyak yang melakukan uji coba pembuatan keris kamardikan (keris baru) dengan uji coba meteor yang dibeli dari daerah Nantan Thailand. "Teman- teman saat ini juga melakukan penelitian dan membuat langsung dari bahan-bahan meteor untuk digunakan sebagai bahan pembuatan pusaka. Sebab saat ini banyak meteor yang diperjualbelikan meski harganya lumayan mahal," tambahnya.


Benny menjelaskan empu Keris di Jawa zaman dahulu memiliki kelebihan sudah bisa memilih dan serta menentukan 19 jenis logam terbaik sebagai bahan untuk dibuat keris dan 17 jenis besi yang kurang baik sebagai bahan membuat keris.

Para empu diyakini tidak sulit mencari batu meteor mengingat Jawa tercatat sering kejatuhan meteor. Dalam Catalogue of Meteorites dijelaskan, pernah jatuh meteorit Jatipengilon di Alastoewa, Madiun pada 19 Maret 1884. Berat meteor Jatipengilon mencapai 166 kg. Saat jatuh, meteor Jatipengilon melesak tiga meter ke dalam bumi.

Dari data Javier de la Torre, cofounder Vizzuality dan CartoDB, didapat peta intensitas jatuhnya meteor di bumi. Dari peta tersebut terlihat Pulau Jawa kerap menjadi lokasi jatuhnya meteor. 
 

Misteri Harta Karun Terbesar Dunia, Sisa Kerajaan Indonesia



“Bhinneka Tunggal Ika”

“Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan, hana dharma mangrwa.” (pupuh 139, bait 5)

“Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda,
Mereka memang berbeda tapi bagaimanakah bisa dikenali,
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal,
Terpecah belah tapi satu jualah, tiada kerancuan dalam kebenaran.”

Pada masa jayanya dahulu, kepulauan Nusantara terdiri dari ratusan Kerajaan. Wilayah Nusantara (kini Indonesia) merupakan kawasan yang paling diincar oleh semua kerajaan di dunia.


Keinginan semua kerajaan di dunia untuk merebut dan menguasai wilayah Kepulauan Nusantara ini akibat adanya beragam kekayaan hasil alam di daerah kepulauan terbesar di dunia tersebut.

Dari dalam tanah Nusantara terdapat berbagai macam tambang minyak dan logam, dalam lautnya juga terdapat minyak bumi dan sumber alam lainnya, juga tanahnya yang subur sepanjang tahun siap ditanami kapan saja, bukit yang kaya pasir dan bebatuan mineral, hingga di setiap puncak gunungnya pun juga memiliki kekayaan dan keindahan tiada taranya.

Belum lagi dari kekayaan flora dan faunanya. Dari dalam lautnya terdapat ikan dan hasil laut yang sangat berlimpah-ruah, didaratnya terdapat ribuan jenis satwa yang sangat eksotik dan endemik.

Juga di hutannya yang terdiri dari ribuan jenis pohon yang hanya terdapat di wilayah Nusantara ini, terdiri dari hutan lebat tropis jutaan hektar, juga puluhan sungai besar mengalir di setiap pulaunya.


Wajar saja jika di wilayah kepulauan terbesar di dunia yang ada di daerah tropis ini juga terdapat ratusan kerajaan yang makmur.

Kerajaan-kerajaan yang memiliki harta berupa emas, perak, perunggu, platina, berlian dan batu mulia serta juga mutiara. Seluruh kekayaan kerajaan Nusantara tersebut jika dikumpulkan beratnya mencapai ratusan ribu bahkan bisa jutaan ton emas dan harta lainnya..!

Namun pertanyaannya, kemana semua harta kekayaan kerajaan-kerajaan Nusantara tersebut?

Setelah masuknya orang Eropa (termasuk Belanda), kekayaan tersebut seperti “disita” oleh kolonial dan hilang entah kemana. Untuk itulah, maka beberapa tim dan individu mulai “mengorek” dan “menelusuri” jejak kekayaan Kerajaan-Kerajaan Indonesia yang dulu ada di wilayah Nusantara ini.

Layaknya film “Indiana Jones“, mereka mengumpulkan bukti dari berbagai sumber yang terkait. Mulai dari dokumen dan cerita serta berita, baik yang diperoleh di dunia nyata ataupun di dunia maya. Berikut fakta-fakta yang sempat tercium dan terangkum oleh mereka mengenai “the National Treasures of Indonesian Kingdoms“.


1. Pada awal abad 17, aset harta para Raja & Kesultanan Nusantara (Cirebon, G.Pakuan, Banten, Deli, Riau, Kutai, Makasar, Bone, Goa, Luwut,Ternate, dLL,) dalam nilai ratusan trilyun Dollar Amerika (dalam bentuk emas, logam mulia, berlian, dan srbagainya) di simpan di Bank Zuchrigh, Jerman (karena pada saat itu Jerman adalah negara makmur & menguasai dunia. Serta bank tersebut adalah salah satu bank yang tertua di dunia)

2. Pada tahun 1620, Nusantara dijajah Belanda selama 3,5 abad. Bagi Kesultanan / Raja Nusantara yg melawan Belanda, data administrasi harta di Bumi Nusantara dihanguskan, hanya bagi Kerajaan Amangkurat I tetap memiliki data utuh, karena mereka penjilat Belanda dimasa itu.

Catatan:
Salah satu bukti Amangkurat I sebagai penjilat Belanda : Pangeran Girilaya – Raja Cirebon II selaku menantu dari Raja Amangkurat I, atas tipuan pada u “undangan makan”, ternyata Raja Cirebon II beserta kedua putranya yang berumur 11 dan 9 tahun ditahan selama 10 tahun, hingga wafatnya Raja Cirebon II yang dimakamkan di Girilaya. Atas wafatnya Raja Cirebon II, Sultan Trunojoyo diutus untuk menjemput kedua putra mahkota tersebut untuk menggantikan tahta Kerajaan Cirebon.

Dengan melalui peperangan, akhirnya Trunojoya berhasil membawa Putra Mahkota dan kedua adiknya. Sedangkan Putra Mahkota yang pertama/kakaknya, diamankan oleh paman dari Ibunya ke Gunung Lawu. Hingga akhirnya berdiri Kerajaan Cirebon menjadi dua kesultanan, yaitu: Kesultanan Kanoman dan Kesultanan Kasepuhan.

3. Pada tahun 1939, Amerika menyuruh Bung Karno untuk menata aset para Raja Nusantara dan mengalihkan hak atas nama pribadi Soekarno.

Catatan:
a. PENYERAHAN HIBAH REKAYASA dilakukan oleh Raja Solo dan Yogyakarta yang mengatasnamakan Raja-raja Nusantara. Selanjutnya aset kedua raja tersebut utuh atau tidak dihibahkan.
b. HAK AHLI WARIS Raja Nusantara, sepeserpun nihil (tdk menerima hak waris).

4. Pada tahun 1944, berdirilah Bank Dunia atas dasar Colateral Aset Raja Nusantara! Bank Dunia mulai memberikan pinjaman kepada 40 Negara. Maka semenjak itu USA semakin kuat untuk mencetak mata uang dan menyusun strategi persenjataan yang berguna untuk menguasai dunia.

5. Pada tahun 1945, saat Perang Dunia-II Jepang menyerah dan membuat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan.



Beberapa fakta:
a. Bung Karno dalam salah satu pidatonya pernah berkata “..kalau Jepang tidak memberikan kemerdekaan kepada kita, maka saya akan minta USA utk membom Jepang..”
b. Bung Karno diangkat jadi ketua PBB. Bukankah pada waktu itu orang asing banyak yang lebih pintar dari Bung Karno? Tak aneh lagi, karena berdirinya Bank Dunia berasal dari aset Raja Nusantara. Sampai saat ini, tidak ada jabatan Ketua PBB selain Bung Karno, yang ada hanyalah Sekjen.


Catatan:

Tahun 1945, untuk membangun negara, kalau Bung Karno jujur dan benar (tidak ambisius), seharusnya mengumpulkan para Sultan dan Raja Nusantara untuk diberi tahu jika para buyutnya (Raja Nusantara) pada abad-17, menyimpan hartanya di Bank Juchrigh-Jerman. Kenapa Bung Karno bungkam?

6. Antara tahun 1950 – 1953, Bung Karno memberikan pelimpahan coleteral kepada kolega & keluarganya, yang berasal dari aset para Raja Nusantara yang dihibahkan atas nama pribadi Bung Karno. Yang kini sudah pada balik nama.

7. Tahun 1954, sebagian sisa Dana Koleteral tsb dibagikan dalam bentuk amanah kepada 73 orang Tokoh Negara & Ulama. Karena ada kepentingan “politik praktis”. Tahun 1955 pemilu pertama, Bung Karno diangkat Presiden “seumur hidup”

Catatan:
a. Penerima “pelimpahan colateral” mendapatkan Royalti, namun pemegang amanah tidak mendapatkan Royalti. Siapakah yang menikmati royalti atas dana coleteral dari Bank Dunia? Siapa lagi kalau bukan kolega & keluarganya.

b. Perlu pendirian “LEVARN” (Lembaga Executive Verifiksi Aset Raja Nusantra)

c. Maksud dan tujuan: Atas tersimpannya Aset Raja Nusantra, baik milik Raja/Kesultanan: Cirebon, Pakuan, Banten, Deli, Riau, Kutai, Makassar, Bone, Goa, Luwut, Ternate, dan lainnya, yang disimpan pada awal Abad-17 di Bank Zuchrigh, Jerman dengan nilai ratusan trliyun dollar Amerika yang telah dihibahkan ke pribadi Ir.Soekarno (Rekyasa JO. AS) untuk modal awal pembentukan Bank Dunia, kini sudah pada balik nama atas nama keluarga & koleganya (diluar amanah) ini harus diverifikasi / tata Juridis Formil untuk ketetapan hak bagi ahli waris dan negara.

d. Dalam pertemuan para Sultan se-Indonesia di Bali pada tahun 2000-an lalu. Selaku ahli waris mengharapkan keadilan hak atas harta yang digelapkan. Sehingga para pemegang amanah dan lainnya menyadari atas keganjilan hibah tersebut.

8. Mengapa Bung Karno keluar dari PBB & pidatonya antara tahun 1959 sampai dengan 1963, berapi-api anti imperialis, anti nekolim? Karena coleteralnya ternyata tidak bisa dicairkan dan digunakan untuk pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan REPELITA yg telah diprogram. Alias dipersulit oleh Amerika.

9. Amerika berkepentingan untuk membungkam Bung Karno, selain karena alasan dana coleteral tersebut, juga karena Bung Karno membentuk “Poros Segitiga” Peking-Jakarta-Pyongyang. Selanjutnya melalui konspirasi & tipu daya, AS bertindak sebagai dalang atas lengsernya Bung Karno.

10. Tiga orang Jenderal terlibat dalam gerakan bawah tanah buatan AS, datang dan menodongkan senjata kepada Bung Karno untuk menandatangani SUPERSEMAR.

Catatan:
Kemudian isi Supersemar diubah (dipalsukan) dan diserahkan kepada Soeharto. Soeharto tidak mengetahui tentang pemalsuan Supersemar tersebut dan menjalankan Supersemar dengan baik. Soeharto baru mengetahui hal tersebut sekitar tahun 1980-an. Namun sudah terlambat dan sejarah sudah terlanjur dituliskan.

11. Tahun 1967, Soekarno lengser & Soeharto menjabat sebagai Presiden RI.

12. Sekitar tahun 1995, tujuh orang pemegang Surat Amanah dari Soekarno, menghadap Soeharto agar Pemerintah dapat menggunakan Dana Coletral tersebut untuk pembangunan Indonesia.


Catatan:
Dana Coletral tersebut (yang ada di Bank Dunia) tidak dapat dicairkan, namun dapat digunakan untuk “jaminan cetak uang”. Soeharto mengajukan ijin utk pencetakan uang Rupiah atas jaminan Dana Coletral tersebut.

13. Dilakukan Sidang Moneter Internasional, dengan salah satu agenda untuk membahas rencana pencetakan uang Rupiah oleh pemerintah RI. Sepuluh negara menolak untuk memberikan ijin (termasuk AS & sekutunya), sisanya mengijinkan. Atas dasar voting, maka pemerintah RI diijinkan utk mencetak uang sebesar “Rp. 20.000 trilyun” dengan jaminan lima Coleteral (Salah satu Coleteral tsb adalah milik Kerajaan Cirebon sebesar 13.000 trilyun)

Catatan:
AS tdk memberikan ijin, karena khawatir Soeharto akan membangkitkan DUNIA ISLAM. Karena thn 1987 Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila sudah mulai merintis dan menggalakkan bantuan untuk pembangunan masjid di seluruh Indonesia. Mbak Tutut sudah mulai memakai kerudung & dianggap sebagai simbol kebangkitan dunia Islam.

14. Pencetakan uang dilakukan di Jerman & Israel (pemenang tender adalah Australia). Disisi lain AS & sekutunya mulai melakukan konspirasi untuk merusak stabilitas Ekonomi Internasional.

15. Maret 1997, secara bertahap IDR (Indonesia Rupiah) sdh mulai masuk ke Indonesia (masih berstatus atas nama Amanah yang ditempatkan di luar gudang BI). Baru sekitar 9% IDR tsb yg diregristasi oleh BI, terjadilah “krisis moneter” karena George Soros melakukan transaksi “pembelian Rupiah” secara besar-besaran yang dibayar dengan US Dollar. IDR dicetak dalam cetakan uang plastik pecahan Rp.100.000,- tahun cetakan 1997.

Catatan:
Pak Harto berencana dalam periode tahun 1998 – 2003, Try Sutrisno menjabat sebagai Wakil Presiden. Tahun 2000 Pak Harto membuat pondasi sebagai landasan kuat dalam pembangunan tinggal landas untuk take off menuju adil & makmur. Tahun 2002, Pak Harto berencana untuk mengundurkan diri dan dilanjutkan oleh wakilnya Try Sutrisno sebagai presiden.

16. Amerika semakin gencar melakukan konspirasi, sadar atau tidak sadar banyak unsur masyarakat yang sudah masuk dalam tipu daya dan skenario AS.

Catatan:
a. Banyak mahasiswa dan rakyat yang merasa idealis dan menuntut lengsernya Soeharto. Namun sesungguhnya mereka tidak sadar bahwa ini semua adalah skenario AS untuk menurunkan Soeharto.
b. Beberapa “tokoh boneka politik” bentukan AS, yaitu empat orang yang dikenal dengan sebutan “SMAG”
c. Terjadinya Kerusuhan Mei, yang dikoordinir oleh seorang tokoh pemuda atas cetakan SMAG.


17. Mei 1998, Soeharto lengser dan BJ Habibie menjabat sebagai presiden RI.

18. Semua mata uang Rupiah pada akhirnya sampai di Indonesia, Pak Harto memerintahkan 49 orang jenderal (7 orang Jenderal Bintang empat dan 42 orang Jenderal Bintang dua) untuk mengamankan gudang-gudang IDR yang masih berstatus atas nama Amanah.

19. BJ Habibie dipolitisir oleh AS untuk merealisasi Referendum di TimTim, dengan janji apabila terlaksana dengan ‘jujur dan adil’ maka Habibie akan didukung untuk menjabat sebagai Presiden RI untuk periode selanjutnya.

Catatan:

Habibie ditipu mentah oleh AS dan sekutunya. Hasil jajak pendapat Timor Timur dimanipulasi (termasuk yang dihitung di Gedung Putih-AS, tidak dihitung di lapangan) dan berujung pada lepasnya Timor Timur dari NKRI. Itulah jatuhnya Habibie akibat dampak tertipu politik praktis. Karena Habibie sejatinya bukan orang “misi AS”, melainkan Habibie adalah “Jerman-isme”.

20. Rapuhnya Pemerintahan RI dan perekonomiannya akibat “Mafia Berkeley” dan sebagian besar tokoh-tokoh negara terlibat dalam dosa “Kerusuhan Mei”. Amerika memegang kartu tokoh-tokoh negara tersebut, lalu leluasa untuk mendikte pemerintah. Boleh dikata, semenjak itu pemerintahan hanya menjadi “boneka AS” dan tdk mampu untuk lepas dari cengkraman AS.

21. Jadi dari semuanya:
a. Kebenaran ini dituliskan bukan utk menyudutkan PIHAK-PIHAK TERTENTU, namun utk MENEGAKKAN SEBUAH KEBENARAN.
b. Bangsa Indonesia sangat beruntung telah memiliki 2 orang PUTRA TERBAIKNYA yaitu SOEKARNO & SOEHARTO.
c. Rapatkan barisan, jangan mudah teradu domba oleh KONSPIRASI AS & sekutunya. Tumbuhkan jiwa patriotik kita, karena bisa jadi melalui konspirasi AS, perang Afganistan dan Irak juga dapat terjadi di Tanah Air yg kita cintai ini. Juga perang antar suku dan golongan di dalam negeri seperti di negara-negara Afrika, Korea Utara – Selatan, Vietnam Utara-Selatan, Bosnia, Mesir, Libya dan lain-lain.
d. Atas Cronologis harta Soekarno tersebut, pada prinsipnya kita para “pemegang amanah” dan penerima “pelimpahan Colateral”, perlu untuk menyadari bahwa pelaksanaan “Hibah Aset Raja Nusantara kepada pribadi Bung Karno adalah “CACAT HUKUM”
e. Jadi masalah Barang dan Harta Amanah Bung Karno bukan urusan kita, melainkan urusan “karuhun”? Itu semua hanya panggung sandiwara. 
 
sumber

Adolf Hitler berlindung ke Indonesia karena kagumi Soekarno


Misteri kematian Adolf Hitler masih menjadi misteri. Sejumlah pihak, termasuk pemimpin Rusia Joseph Stalin, ragu kalau Hitler benar-benar mati bunuh diri saat tentara merah merebut Berlin 30 April 1945.

Kabar kematian Hitler yang umum diketahui adalah dia menembak dirinya sendiri, sementara Eva Braun, istri Hitler minum racun. Jenazah keduanya lalu dibakar sesuai permintaan Hitler.
Banyak yang percaya kalau Hitler sesungguhnya melarikan diri. Dia sempat tinggal di beberapa negara Eropa, lalu ke Amerika Selatan dan terakhir ke Indonesia. Di Indonesia, Hitler mengaku sebagai seorang dokter dari Jerman bernama Dokter Poch. Hal ini diperkuat sejumlah fakta dan dugaan, termasuk ciri-ciri Poch yang sangat mirip dengan Hitler.

Ada beberapa alasan kenapa Hitler lari ke Indonesia. Pertama Indonesia berpenduduk Muslim terbesar dan anti-Yahudi. Saat itu Hitler telah diburu agen rahasia Yahudi dari seluruh dunia.

Kedua adalah karena Presiden Soekarno. Bagaimana ceritanya?

KGPH Soeryo Goeritno Msc menuliskan hal ini dalam buku berjudul Rahasia yang terkuak, Hitler mati di Indonesia.

Saat itu Hitler melihat Indonesia anti-Barat. Soekarno tegas melawan Belanda dan Inggris, yang mencoba kembali ke Indonesia. Kedua negara itu adalah sekutu yang merupakan musuh Hitler.

Kemudian Tahun 1955, Soekarno pun mendirikan negara Non-Blok dan enggan didikte Uni Soviet. Seperti diketahui Hitler pun memerangi Rusia dan komunis.

Pribadi Soekarno pun memikat Hitler yang menyamar menjadi Dr Poch. Hitler betah berjam-jam mendengar pidato Soekarno. Menurut pembantu Dr Poch, bosnya tak mau diganggu kalau sudah mendengar pidato berorasi.

Mungkin gaya pidato Soekarno mengingatkan Hitler sebagai sama-sama orator ulung. Saat masih berkuasa, Hitler pun dikenal sebagai jago pidato. Pidato-pidatonya membakar semangat warga Jerman untuk bangkit melawan dominasi AS dan negara Eropa Barat lainnya.

"Dr Poch senang bicara politik. Dia sering memuji-muji Bung Karno sambil memberikan analisanya soal politik," kata Syamsuddin, pembantu Dr Poch.

Karena itu Hitler alias Dr Poch kerasan tinggal di Indonesia sampai akhir hayatnya. Dr Poch meninggal di Surabaya tanggal 16 Januari 1970.

Menurut peneliti soal Jerman dan Nazi di Indonesia, Alif Rafik Khan, kematian Hitler di Indonesia ini masih menjadi perdebatan. Seperti para tokoh besar lain, kisah Hitler bercampur antara mitos dan fakta. Termasuk soal kematiannya. Tapi satu hal yang hampir pasti, Hitler tidak mati dalam bunker di Berlin.

"Tidak ada bekas mayat Hitler. Hitler mati bunuh diri itu seluruhnya keterangan dari pembantu Hitler. Bisa saja mereka disumpah untuk memberi keterangan palsu," kata Alif saat berbincang.

Anda percaya Hitler mati di Indonesia?

Sumber:Adolf Hitler berlindung ke Indonesia karena kagumi Soekarno
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...