Kamis, 30 Juni 2011

3 Perusahaan RI Tumbuh Tercepat di Asia (II)

Berikut ini dua perusahaan RI yang masuk 5 besar perusahaan paling cepat tumbuh di Asia.

Matahari Departemen Store (www.indocashregister.com)

Para ekonom meningkatkan kewaspadaannya dengan perlambatan ekonomi yang terjadi di kawasan Asia. Hal itu tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi India yang melambat selama lima kuartal terakhir, terhitung sejak Januari 2010 hingga Maret 2011.

Namun, di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi itu, kawasan Asia masih menjadi wilayah dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat. Berbagai perusahaan di kawasan ini terus melanjutkan peningkatan penjualan, mulai dari perusahaan tambang di Australia hingga perusahaan ritel di Asia Tenggara.

Seperti dikutip dari laman cnbc.com, terdapat 15 perusahaan yang dianggap mengalami pertumbuhan paling cepat terlihat dari pertumbuhan rata-rata per tahun.

Untuk meyakinkan bahwa pencapaian ini bukan hal yang bersifat sementara, pendataan cnbc memuat data kinerja pertumbuhan rata-rata per tahun dari perusahaan tersebut selama lima tahun terakhir mulai dari 2005 hingga 2010.

Data cnbc ini juga membatasi daftar perusahaan hanya untuk korporasi yang mencatatkan saham di bursa dan menjadi benchmark dari pasar Asia-Pasifik. Selain itu, kapitalisasi pasar perusahaan ini dibatasi minimal US$50 juta untuk menjamin bahwa jumlah saham yang beredar benar-benar likuid.

Di antara 15 korporasi besar ini, terdapat tiga perusahaan Indonesia yang mampu masuk dalam daftar 10 besar perusahaan dengan pertumbuhan paling cepat.

Berikut ini lima besar perusahaan lainnya dengan pertumbuhan tercepat di wilayah Asia: Urutan 6-10 dapat dilihat di sini.

5. Matahari Department Store (Indonesia)

Rata-rata pertumbuhan per tahun: 230 persen.
Bidang industri: ritel.

Matahari Department Store merupakan perusahaan ritel tertua dan terbesar di Indonesia.

Didirikan pada 1958, perusahaan ini memiliki sebanyak 80 gerai department store, 39 hipermarket, 29 supermarket, 46 gerai obat dan kecantikan, dan lebih dari 90 pusat hiburan. Matahari Department Store saat ini menguasai pangsa pasar ritel Indonesia sebesar 25 persen.

Pada April 2010, perusahaan ekuitas privat, CVC Capital Partners mengakuisisi 90 persen saham Matahari Department Store di PT Matahari Putra Prima Tbk senilai US$839 juta (Rp7,55 triliun). Matahari yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki kapitalisasi US$868 juta (Rp7,81 triliun).

4. Aquila Resources (Australia)

Rata-rata pertumbuhan per tahun: 308 persen.
Bidang industri: sumber daya alam.

Perusahaan tambang asal Australia ini memiliki tiga lini bisnis utama yaitu batu bara, bijih besi, dan bijih mangaan.

Dengan kapitalisasi pasar mencapai US$3,3 miliar (Rp29,7 triliun), perusahaan memiliki areal pertambangan di Australia, Afrika Selatan, Botswana, dan Indonesia.

Permintaan yang tinggi dari China membuat Aquila memperoleh pendapatan dari ekspor yang sangat besar. Australia selama ini menjadi pemasok terbesar untuk komoditas bijih besi China. Nilai perdagangan di antara dua negara itu diperkirakan mencapai US$83 miliar (Rp747 triliun) per tahun.

3. Truba Alam Manunggal Engineering (Indonesia)

Rata-rata pertumbuhan per tahun: 313 persen.
Bidang industri: Konstruksi dan energi.

Truba Alam Manunggal Engineerig merupakan kontraktor asal Indonesia yang terlibat dalam bidang energi, konstruksi, engineering, dan infrastruktur.

Perusahaan yang baru berdiri pada 2011 di Balikpapan, Kalimantan ini mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar mencapai US$125 juta (Rp1,12 triliun).

Sampai saat ini, anak usaha perusahaan, PT Truba Jaya Engineering telah mengantongi kontrak senilai US$115 juta (Rp1,03 triliun), melampuai target 2010 sebesar US$100 juta (Rp900 miliar).

2. Fortescue Metals (Australia).

Rata-rata pertumbuhan per tahun: 383 persen.
Bidang industri: sumber daya alam.

Fortescue Metal adalah perusahaan tambang bijih besi ketiga terbesar di Australia dengan kapitalisasi pasar mencapai US$21,2 miliar (Rp190,8 triliun).

Dibangun pada 2003, perusahaan mengekspor lebih dari 27 juta ton bijih besi ke China selama setahun beroperasi. Australia selama ini memang tercatat sebagai eksportir bijih besi terbesar di dunia dengan menguasai 38 persen pasar logam dunia.

Pada April, perusahaan mengumumkan rencananya untuk mencatatkan saham dual listing di Bursa Hong Kong sebelum akhir 2011. Saat ini, Forescue Metals sudah mencatatkan sahamnya di Bursa Australia.

1. Heilongjiang InterChina Water (China)


Rata-rata pertumbuhan per tahun: 988 persen.
Bidang industri: pengelolaan air.

Heilongjiang InterChina Water adalah penyedia air minum yang melayani konsumen di Provinsi Shanxi, Qinghai, dan Beijing

Perusahaan saat ini tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Shanghai dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai US$854 juta (Rp7,69 triliun).

Pada 2007, InterChina Water mencapai kesepakatan dengan pemerintah Provinsi Beijing untuk membangun 103 fasilitas pengolahan air limbah di Provinsi Hunan.

Saat ini, InterChina Water tercatat memiliki price to earning ratio (PER) 100 kali, lebih tinggi dari PER Shanghai Composite sebesar 14,8 kali. Perusahaan mencatatkan laba bersih 2010 sebesar US$6,5 juta (Rp58,5 miliar) atau melonjak 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan perusahaan juga meningkat dari US$13 juta (Rp117 miliar) menjadi US$23,5 juta (Rp211,5 miliar) pada tahun lalu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...