Muhammad Badri, seorang guru SMP N 12 Magelang menemukan bongkahan-bongkahan batu yang kemudian dikimpulkan di pekarangan rumahnya. Sebelumnya ia belum mengetahui bahwa batu-batu tersebut adalah sebuah situs yang merupakan candi peninggalan Hindu. Pak Badri mengumpulkan setiap potongan batu yang ia temukan dari kebun salak miliknya itu, di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
“Waktu itu saat saya hendak mengairi tanah saya dengan membuat parit ditengah kebun salak itu, saya menemukan batu-batu yang kemudian saya pindahkan di pekarangan rumah saya ini”, ungkap Pak Badri saat saya wawancara di rumahnya yang tidak jauh dari kebun salak warisan orang tuanya itu. Ia kemudian melaporkannya kepada pihak kelurahan dan diteruskan ke Balai Arkeologi dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3), Jawa Tengah.
Candi Losari merupakan candi Hindu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno abad ke-9. Situs Losari ini tertutup tanah akibat letusan dari gunung Merapi yang letaknya hanya sekitar 25 kilometer kearah timur laut situs tersebut, diperkirakan terjadi 925-928 masehi. Berdasarkan jarak antar candi, situs Losari dimasukkan dalam kelompok Candi Gunung Wukir bersama Candi Mantingan. Penggalian ini melibatkan masyarakat setempat, Balai Arkeologi Yogyakarta, Jurusan Arkeologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan ahli stratigrafi serta geologi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Magelang, serta Pemerintah Kabupaten Magelang sendiri.
“Disekitar candi Borobudur, dalam radius 15 kilometer terdapat sekitar 50 situs candi peninggalan Mataram Kuno”, keterangan disebutkan oleh Baskoro Daru Tjahyono, ketua Tim Penggalian Situs Losari Balai Arkeologi Yogyakarta. “Candi berbentuk bujursangkar dengan perkiraan luas 3 x 3 meter ini merupakan temuan dimana masih banyak lagi situs-situs yang belum diketemukan di sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah ini”, tambahnya.(krs)
“Waktu itu saat saya hendak mengairi tanah saya dengan membuat parit ditengah kebun salak itu, saya menemukan batu-batu yang kemudian saya pindahkan di pekarangan rumah saya ini”, ungkap Pak Badri saat saya wawancara di rumahnya yang tidak jauh dari kebun salak warisan orang tuanya itu. Ia kemudian melaporkannya kepada pihak kelurahan dan diteruskan ke Balai Arkeologi dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3), Jawa Tengah.
Candi Losari merupakan candi Hindu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno abad ke-9. Situs Losari ini tertutup tanah akibat letusan dari gunung Merapi yang letaknya hanya sekitar 25 kilometer kearah timur laut situs tersebut, diperkirakan terjadi 925-928 masehi. Berdasarkan jarak antar candi, situs Losari dimasukkan dalam kelompok Candi Gunung Wukir bersama Candi Mantingan. Penggalian ini melibatkan masyarakat setempat, Balai Arkeologi Yogyakarta, Jurusan Arkeologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan ahli stratigrafi serta geologi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Magelang, serta Pemerintah Kabupaten Magelang sendiri.
“Disekitar candi Borobudur, dalam radius 15 kilometer terdapat sekitar 50 situs candi peninggalan Mataram Kuno”, keterangan disebutkan oleh Baskoro Daru Tjahyono, ketua Tim Penggalian Situs Losari Balai Arkeologi Yogyakarta. “Candi berbentuk bujursangkar dengan perkiraan luas 3 x 3 meter ini merupakan temuan dimana masih banyak lagi situs-situs yang belum diketemukan di sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah ini”, tambahnya.(krs)
