” Ali boma ye… Ali boma ye… Ali boma ye… dst “
Kalimat itu adalah mantra yang Muhammad
Ali ciptakan saat melawan petinju muda bertenaga badak yang selalu
memukul KO lawan-lawannya (8 pertandingan terakhirnya) dalam waktu 6
menit yaitu George Foreman.
Kalimat “Ali Boma Ye”
memang sengaja dikampanyekan oleh Ali dalam setiap waktu dan kesempatan
baik di jalan ketika bertemu dengan penduduk Zaire (sekarang Republik
Demokratik Kongo), tempat penginapan maupun di tempat latihannya.
Kalimat tersebut ternyata sangat efektif sehingga hampir seluruh
penduduk Zaire mendukung, mengelu-elukan bahkan menganggap Ali sebagai
pahlawan kulit hitam. Padahal George Foreman sendiri berkulit hitam tapi
oleh pendukung fanatik Ali dianggap mewakili kepentingan non kulit
hitam (lebih kepada kepentingan kulit putih). Tindak tanduk Ali
dianggap lebih nyata terbukti dengan diskors Ali dari dunia tinju
gara-gara menolak dikirim ke perang Vietnam sebagai bagian dari wajib
militer. Bagi Ali, warga kulit hitam tidak hanya di Amerika saja tapi
seluruh dunia tidak pernah mempunyai rasa permusuhan dengan penduduk
Vietnam.
Sebelum Ali berjumpa dengan George
Foreman yang diselenggarakan di Stadion 20 Mei Nasional Kinshasa, Zaire
pada tanggal 30 Oktober 1974, banyak pengamat dan komentator tinju dunia
mengatakan bahwa masanya Ali sudah selesai. Dengan umur 32 tahun pada
saat itu maka Ali tidak mungkin dapat mengalahkan petinju muda energik,
bertenaga badak dengan pukulan yang sangat keras dan sedang dalam puncak
karirnya. George Foreman telah berhasil meng-KO Joe Frazier dan Ken
Norton dalam waktu singkat dan secara kebetulan Ali pernah dikalahkan
dengan keputusan mutlak oleh kedua petinju tersebut. Jadi tidak mungkin
Ali dapat mengalahkan George Foreman.
Bukanlah Ali namanya kalau tidak bisa
membalikkan cibiran dan kritikan para pengamat dan komentator tinju saat
itu. Ali dengan gayanya yang provokatif telah menggiring penduduk
Zaire untuk mendukungnya dengan teriakan Ali Boma Ye yang artinya Ali
Bunuh Dia dalam beberapa bulan dia berada di Zaire. Yang kedua Ali telah
berhasil melakukan psy-war terhadap George Foreman dengan selalu
mengatakan pukulan George Foreman tidak lebih keras daripada pukulan
neneknya dan masih masih banyak lagi ucapan-ucapan Ali yang
memanas-manasi telinga kubu George Foreman.
Ali tetaplah Ali, omongan atau bualannya
selalu dibuktikan di depan ring. Banyak pengamat yang mengatakan Ali
pasti hanya bisa melakukan berlari-lari dan menari di atas ring untuk
menghindari pukulan keras George Foreman. Tetapi ini berlangsung hanya 2
ronde dan mulai dari ronde ketiga sampai ke delapan Ali membuat para
pengamat kaget dengan taktik yang dilakukan Ali termasuk diabaikannya
perintah Angelo Dundee (pelatih Ali) untuk tetap memanfaatkan lebar ring
pada ronde ketiga.
Ali melakukan taktik rope-a-dope
yaitu memanfaatkan tali ring sebagai penahan tubuh dan membiarkan lawan
untuk memukulnya tapi tubuh bergerak elastis dengan bantuan tali ring
sehingga lawan kesulitan untuk melakukan pukulan telak ke arah wajah.
Beberapa kali George Foreman melakukan pukulan tetapi hanya mengenai
tubuh Ali dan beberapa pukulannya melesat melayang menerpa angin dan
sukar mengenai wajah Ali secara mutlak. Ali membiarkan George Foreman
menekan di sudut ring sambil menguras tenaga George Foreman.
Benar saja, walaupun tubuh Ali memerah
terkena pukulan George Forman (isunya beberapa tulang rusuk Ali ada yang
patah) tapi lama kelamaan pukulan George Foreman mulai melemah dan
pada kesempatan ini dimanfaatkan Ali untuk kembali memprovokasi George
Foreman sambil mengatakan ” Mana pukulan kerasmu George ? Pukulanmu
masih kalah keras dengan pukulan nenekku ” Disamping itu Ali berhasil
memobilisasi penonton Zaire untuk kembali meneriakan mantra Ali Boma
Ye…Ali Boma Ye…Ali Boma Ye… Dan teriakan mantera ini makin menggema dan
menjadi-jadi sehingga menjadi penyemangat Ali dan sebagai teror buat
kubu George Foreman.
Ronde kedelapan, Ali dalam satu
kesempatan berhasil memukul KO George Foreman, petinju yang ditakuti,
bertenaga badak, difavoritkan oleh para pengamat tinju dunia dan petinju
yang sangat sukar untuk dikalahkan. Ali berhasil mengalahkannya dan
membungkam semua kritikan negatif yang ditujukan kepadanya dengan
cara-cara di luar dugaan para pengamat dan komentator tinju dunia.
Itulah Ali, petinju legendaris dunia yang sudah sangat susah untuk
ditemui lagi padanannya. Lengkap pukulannya, rajin berlatih, cerdas,
jago melakukan psy-war dan satu lagi taat kepada keyakinannya sebagai
seorang Muslim.
Ali Boma Ye… Ali Boma Ye…Ali Boma Ye…Ali Boma Ye…Ali Boma Ye…
Nb: Kadang kalimat mantra
dibutuhkan untuk menambah keyakinan diri bahwa kita mampu menggapai
sesuatu yang tadinya dianggap sukar untuk digapai. Contohnya adalah Saya
pasti bisa, saya pasti mampu, saya pasti meraihnya, saya pasti sukses,
saya pasti juara, saya pasti sembuh, saya pasti no satu dan lain-lain.
Tetapi semua itu didukung oleh kerja keras atau ikhtiar yang kuat.